SOLOPOS.COM - Rekaman CCTV yang memperlihatkan proses pembuatan video viral diduga Caleg Gagal di depan gedung DPRD Ngawi, Rabu (21/2/2024). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI – Konten video seorang pria yang mengaku stres akibat tidak terpilih sebagai anggota DPRD di Kabupaten Ngawi viral di media sosial. Belakang diketahui video tersebut hanya parodi untuk kebutuhan konten di media sosial.

Tampak dalam video, seorang pria mengenakan kemeja dan celana pendek berkemeja hitam serta mengenakan songkok. Terdengar dalam rekaman video pria itu berteriak besok pelantikan dalam bahasa Jawa.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Diketahui aksi pria yang mengaku caleg itu beredar di media sosial, salah satunya dibagikan akun @terang_media di Instagram. Parahnya, dalam unggahan video 13 detik itu tidak disertai keterangan atau caption yang menerangkan bahwa video tersebut hanyalah sebuah parodi atau hanya sekadar konten. Akibatnya banyak dari masyarakat dan netizen yang percaya bahwa kejadian itu nyata terjadi.

Rumah sakit jiwa di Bandung masih Ready pak ayo sini,” komentar akun @langitbiru***

Tak cukup hanya itu, unggahan video itu ditulis oleh beberapa media mainstrem dan dinarasikan seolah-olah kejadian itu nyata. Padahal belum ada keterangan yang membenarkan ada seorang caleg yang mengalami depresi seusai Pemilu 2024.

Belakang diketahui, video tersebut hanyalah sebuah rekayasa yang sengaja dibuat oleh beberapa pemuda untuk kebutuhan konten media sosial. Hal itu dibuktikan dengan rekaman CCTV dan pengakuan dari petugas keamanan DPRD Ngawi.

“Waktu saya jaga pada hari Minggu itu memang ada sekelompok pemuda yang shooting di samping gedung DPRD Ngawi. Saya kira sedang menggambil gambar untuk membuat film,” kata Krisdiyanto, Petugas Keamanan Gedung DPRD, kepada Solopos.com, Rabu (21/1/2024).

Krisdiyanto menambahkan, saat dirinya bertugas pada Minggu, (18/2/2024) siang, dirinya melihat para pemuda itu mengkonsep dan mempersiapkan segala kebutuhan shooting bak kru film profesional. Meski demikian, Krisdiyanto mengaku orang-orang tersebut tidak izin saat mengambil gambar itu.

“Tidak izin ke pihak keamanan, kami juga tidak menegurnya karena aktivitas itu di luar kantor,” tambahnya.

Viralnya video itu, memancing Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ngawi, Kundari Pri Susanti untuk angkat bicara. Menurutnya, setelah beberapa media pers, mencomot konten media sosial berisi gambaran caleg diduga stres di depan gedung DPRD Ngawi, sebagai bahan berita seyogyanya disertai cek dan ricek yang memadai.

“Pers selayaknya turut mendukung pencegahan tersebarnya informasi hoaks, terkait Pemilu 2024. Di antaranya dengan tidak begitu saja latah menjadikan konten media sosial sebagai sumber informasi tanpa verifikasi dan cek ricek yang memadai,” katanya.

Lebih seringnya unggahan di media sosial diserap masyarakat, justru seharusnya menjadi tantangan bagi wartawan dan insan pers untuk kembali ke kode etik jurnalistik dan menegakkan aturan ikutan yang menyertainya.

“Di antaranya ya melakukan verifikasi data dan validasi informasi, menelusuri fakta secara cover all side dan mencari narasumber yang kapabel, sehingga menghasilkan pemberitaan yang kredibel untuk publik,” ujar Mbak Arie, sapaan akrabnya.

Ketua PWI Ngawi yang juga menjadi salah satu pengguji di Lembaga UKW Unitomo ini, juga mendorong aparat hukum lebih tegas melaksanakan penegakan aturan terkait rentannya penyebaran hoaks atau informasi tidak benar terkait Pemilu 2024.

“Terkait Pemilu, ada Posko Gakkumdu yang mestinya bisa mengkaji dan melakukan penindakan yang diperlukan,” sarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya