SOLOPOS.COM - Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri. (cagarbudayajatim.com)

Solopos.com, KEDIRI – Ada banyak cagar budaya yang kini dilindungi oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Salah satu benda cagar budaya itu adalah arca yang bernama Arca Totok Kerot.

Dikutip dari cagarbudayajatim.com, Arca Totok Kerot ini berada di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Benda ini dijaga oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (kini Balai Pelestarian Kebudayaan) Jawa Timur.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Arca yang terletak di landasan batu yang datar itu tingginya 2,58 meter. Namun, kalua berdiri, dari lutut tingginya sekitar 2 meter.

Arca ini ditemukan setelah dilakukannya aktivitas penggalian di tengah sawah sedalam sekitar satu meter pada zaman penjajahan Belanda. Penemuan ini tercatat dalam suatu dokumen berjudul Rapporten van de commissie in Nederlandsch India voor oudheidkundig onderzoek op Java en Madoera.

Arca Totok Kerot diketahui memiliki beberapa karakteristik. Pertama, arca ini memiliki gaya Dwarapala atau sejenis penjaga pintu gerbang. Kedua, arca ini menggambarkan sebuah figur dengan hiasan mahkota dan kalung tengkorak, upawita (hiasan perut), kalung, gelang tangan, kelat bahu, gelang kaki, dan digambarkan mengenakan kain hanya dari perut kebawah. Ketiga, tangan kanan pada Arca Totok Kerot telah rusak atau hilang.

Di luar karakteristik-karakteristik tersebut, Arca Totok Kerot dipercaya memiliki legenda yang diyakini masyarakat.

Dikutip dari syakal.iainkediri.ac.id, mitos di balik Arca Totok Kerot ini terdapat beberapa versi. Versi pertama dan kedua yakni melibatkan seorang Wanita yang bernama Putri Lodaya. Untuk versi pertama menceritakan Putri Lodaya menantang Prabu Sri Aji Joyoboyo yang merupakan seorang raja yang menguasai Kediri. Putri Lodaya saat itu kalah dan dikutuk menjadi seorang raksasa.

Sedangkan versi kedua, Putri Lodaya pada awalnya melamar sang raja untuk menikah. Namun, Sri Aji Joyoboyo menolak lamaran tersebut. Kemudian Putri Lodaya memutuskan untuk memerangi Kerjaaan Kediri sebagai balasannya.

Perang antara kedua pihak berakhir dengan kemenangan Kerajaan Kediri dan Sri Aji Joyobo. Kemudian saat Putri Lodaya dijadikan tahanan perang, justru sang putri memaki-maki sang raja hingga suatu kutukan melayang dari mulut Sri Aji Joyoboyo. Kutukan itu merubah Putri Lodaya menjadi arca raksasa yang kini dikenal menjadi Arca Totok Kerot.

Sedangkan untuk versi ketiga, legenda Arca Totok Kerot melibatkan tokoh lain dalam kisahnya, yakni Dewi Sekartaji dan Dewi Surengrana. Kedua wanita tersebut merupakan istri dari Sri Aji Joyoboyo.

Dewi Surengrana dikenal dengan wataknya yang buruk sehingga rakyat Kerajaan Kediri menyebut dia sebagai Totok Kerot. Nama sebutan ini bersala dari kata ‘methotok‘ yang berarti ‘bersungut-sungut’ dan ‘kerot’ yang berarti ‘menyembunyikan giginya’. Setelah Dewi Surengrana meninggal, ia diwujudkan sebagai Arca Totok Kerot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya