SOLOPOS.COM - Poli Kejiwaan RSUD Soeroto Ngawi yang diperuntukkan bagi calon anggota legislatif yang depresi akibat gagal terpilih di Pileg 2024 mendatang, Selasa (21/11/2023). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soeroto Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyiapkan poli kejiwaan untuk para calon anggota legislatif (caleg) yang stres karena gagal terpilih pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2024. Poli kejiwaan ini sebenarnya sudah tersedia sejak lama, hanya saja pihak rumah sakit menyediakan kamar khusus untuk caleg yang depresi akibat tidak terpilih.

Direktur Utama RSUD dr. Soeroto Ngawi, Agus Priyambodo, mengatakan pihak RSUD akan melakukan antisipasi, apabila terjadi lonjakan pasien stres akibat gagal dalam pemilihan legistlatif. Selain menyediakan poli kejiwaan untuk konsultasi, pihaknya telah mempersiapkan sebanyak 36 kamar untuk para calon anggota legislatif yang berpotensi megalami depresi pada Pileg 2024 mendatang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebanyak 36 kamar tersebut terbagi dalam tiga ruangan, yakni ruangan untuk caleg yang mengalami depresi ringan, sedang, dan berat. Sehingga, ketika ada caleg yang mengalami gangguan kejiwaan akibat kalah dalam kontestasi Pemilu 2024 tersebut bisa langsung ditangani.

“Untuk kategori depresi ringan dan sedang ada di ruangan Anggrek dan Cendana. Sedangkan depresi berat kami tempatkan di ruangan khusus, yaitu ruang Teratai,” kata Agus Priyambodo, Selasa (21/11/2023).

Agus menambahkan, pihak RSUD dr. Soeroto Ngawi juga menyiapkan dokter spesialis kejiwaan serta perawat yang berjaga ekstra selama 24 jam secara bergantian. Utamanya para perawat juga akan disiagakan ekstra di Ruang Teratai karena di ruang tersebut diperuntukkan bagi pasien yang masuk kategori ganguan kejiwaan berat.

“Kami melakukan pengawasan ketat untuk ruangan Teratai, pintu menuju ke ruangan tersebut ada dua. Tidak sedikit pasien yang mengamuk hingga mencoba kabur,” ujarnya.

Lebih lanjut, Agus menjelaskan ganguan jiwa bisa terjadi kepada siapa saja termasuk caleg. Karena pada diri manusia terdapat ambang kemampuan untuk mentoleransi stres. Apalagi jika mental para caleg ini goyah dan tidak siap maka potensi untuk terjadinya depresi semakin tinggi.

“Gangguan jiwa tidak datang tiba-tiba, apa yang diharapkan tidak sesuai kenyataan kemudian mentalnya lemah terjadilah depresi kemudian tertekan. Jika terus berlanjut, sudah mulai halusinasi,” jelasnya.

Pada Pemilu 2014 lalu, di Kabaten Ngawi terdapat dua caleg gagal yang dirawat di ruang Teratai. Mereka mengalami depresi setelah gagal jadi wakil rakyat. Selama dirawat, mereka didampingi ahli kejiwaan dan mendapat pengawasan ekstra. Pasien diberikan motivasi sehat dan tidak dibiarkan sendiri dalam masa perawatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya