SOLOPOS.COM - Ribuan santri dan undangan melakukan sujud syukur atas usia Pondok Gontor yang telah memasuki 100 tahun di Masjid Jami Pondok Gontor, Ponorogo, Rabu (27/9/2023). (Istimewa/Pondok Gontor)

Solopos.com, PONOROGO — Penulisan mushaf Gontor menandai dibukanya Peringatan 100 Tahun Gontor. Penulisan mushaf Gontor ini dimulai dengan penulisan lafaz Basmalah yang dilakukan langsung oleh Khattath Maroko Syeikh Belaid Hamidi.

Penulisan mushaf Gontor yang akan menjadi legacy untuk umat Islam ini akan dilakukan oleh Ustaz Muhammad Nur yang telah mendapat sanad dari Syeikh Belaid Hamidi. Sedangkan tim IT yang berperan dalam proses digitalisasi mushaf Gontor beranggotakan 10 orang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Penulisan mushaf Gontor ini menjadi penanda dimulainya Peringatan 100 Tahun Gontor. Menurut penanggalan Islam atau Hijriah, Pondok Modern Darussalam Gontor saat ini telah berusia 100 tahun.

Penulisan mushaf ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh Gontor. Mushaf pertam ditulis pada 16 April 1989 bertepatan dengan 10 Ramadan 1409. Mushaf ini dinamakan Al-Mushaf As-Syarif Al-Gontory.

Mushaf Gontor pertama ditulis oleh Ustaz Syamsudin Arif. Namun, mushaf ini tidak dicetak dan disebarluaskan ke khalayak dengan pertimbangan akan minimnya pengetahuan mengenai percetakan mushaf Al-Qur’an kala itu.

Wakil Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus Ketua Umum MUI, K. H. Muhammad Anwar Iskandar, mengatakan banyak tokoh-tokoh besar di Indonesia yang lahir dari rahim Pondok Gontor. Dia beharap Gontor harus terus eksis dan maju hingga hari kiamat.

Dia meyakini Pondok Gontor mampu membawa Islam kepada kejayaan di tahun-tahun mendatang.

“Gontor telah memberikan manfaat yang tidak kecil khsuusnya untuk NU,” kata dia saat dimulainya peringatan 100 tahun Gontor di Pondok Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Rabu (27/9/2023).

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan rasa bangga dan syukur atas keberadaan Gontor di Jawa Timur.

“Suatu kebanggaan bagi kami, ada keberkahan yang luar biasa besar di wilayah Jawa Timur. Ini sangat luar biasa, bagaimana para alumni Gontor telah mewarnai pembangunan bangsa kita. Jatim menjadikan Gontor sebagai salah satu teladan dalam mempraktikkan prinsip dan kata modern yang ada di dalam Pondok Modern Darussalam Gontor,” jelas dia.

Pimpinan Pondok Gontor, K. H. Hasan Abdullah Sahal, menyampaikan rasa syukur sekaligus pesan kepada seluruh hadirin.

“Umat Islam seluruh dunia bertanggung jawab untuk menjaga dan memajukan Pondok Modern Darussalam Gontor ini, karena Gontor bukan punya Trimurti, bukan punya Jawa Timur, bukan punya Indonesia, tapi punya umat Islam seluruh dunia,” jelas dia.

Pada pengujung acara, pimpinan Pondok Gontor bersama Emil Dardak menabuh beduk secara bersamaan sebagai simbol dimulainya rentetan kegiatan hingga puncak peringatan 100 tahun Gontor pada 2026.

Setelah itu, ribuan santri dan peserta melakukan sujud syukur di Masjid Jami Gontor setelah salat Zuhur. Sujud syukur ini dimaksudkan sebagai bentuk rasa syukur atas usia Pondok Gontor yang menginjak 100 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya