SOLOPOS.COM - Dokumentasi fogging Dinkes Ngawi akhir tahun lalu saat kasus DBD menyebar di beberapa wilayah. (Istimewa)

Solopos.com, NGAWI — Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi mencatatkan angka kematian akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ngawi mencapai dua kasus. Mirisnya kedua korban masih berumur delapan tahun dan lima tahun.

“Sampai Agustus 2023, dua orang meninggal akibat DBD. Untuk jumlah kasusnya mencapai hingga 266 kasus,” kata Pengelola Program Penyakit Menular Vektor Dinkes Ngawi Anang Ristanto, Selasa (26/9/2023).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Di Kabupaten Ngawi, jumlah kasus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini meningkat pada Januari-Februari saat musim penghujan. Namun, yang perlu diwaspadai, dua korban tersebut terpapar DBD pada April dan Juni. Artinya tidak menutup kemungkinan nyamuk ini masih mengancam nyawa pada musim kemarau.

“Musim kemarau harusnya menurun, namun jentik nyamuk ini dapat bertahan selama 25 hari. Apalagi musim kemarau banyak tandon-tandon air yang menggenang,” ujar Anang.

Anang menjelaskan meski jumlah kasus tahun ini tidak sebanyak tahun lalu, namun tetap harus menjadi perhatian semua pihak. Pasalnya data tersebut baru tercatat hingga Agustus.

“Tahun lalu mencapai 673 kasus. Tahun ini bisa saja terjadi peningkatan kasus, kalau tidak diantisipasi dengan baik,” jelasnya.

Sebagai upaya menekan jumlah kasus DBD, Anang mengatakan bahwa pihaknya mendorong masyarakat untuk sama-sama melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Salah satunya rutin melakukan 3M plus. Yakni mencakup kegiatan menguras tempat penampungan air, menutup rapat penampungan air, serta memanfaatkan benda-benda yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk DBD.

Anang menambahkan Jika kegiatan fogging bukan merupakan langkah penanggulangan, tetapi sebagai langkah pengendalian penularan. Kegiatan Fogging dilakukan jika sudah terdapat pasien yang didiagnosa terjangkit DBD. Maka radius 200 meter dari rumah pasien harus dilakukan fogging.

“Fogging itu bukan untuk menanggulangi, namun untuk pengendalian penularan. Jadi PSN harus tetap dilakukan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya