SOLOPOS.COM - Kondisi jalan Raya Kendal-Geneng tepatnya di Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang tertutup awan tebal hasil pembakaran produksi dari salah satu pabrik arang. (Solopos.com/ Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Warga Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengeluhkan asap pekat hasil pembakaran produksi pabrik arang yang ada di desa setempat. Dampak asap tebal itu bahkan membuat sejumlah warga mengalami sesak napas serta mata perih.

Seorang warga Desa Guyung, Ririn, mengatakan ia dan keluarganya setiap hari harus menghirup udara yang tidak sehat tersebut. Terutama pada sore dan malam hari. Hal ini karena proses pembakaran pabrik arang itu berlangsung pada waktu-waktu tertentu, terutama saat masyarakat sedang tidak beraktivitas.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Biasanya sore sampai malam asapnya tebal. Anak saya sampai sesak napas dan itu hampir setiap hari,” kata Ririn, Senin (23/10/2023) sore.

Menurut Ririn, sebenarnya warga sudah melaporkan pabrik arang tersebut ke pihak pemerintah desa (Pemdes) Guyung. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah desa. Selain itu pada 2019, warga juga sudah mendemo pabrik produksi arang berbahan batok kelapa tersebut. Namun hingga saat ini pabrik tersebut masih terus beroperasi.

“Warga di sini sudah geram soal pencemaran lingkungan melalui polusi udara yang diduga berasal dari pabrik arang, masalah ini pernah kami laporkan ke Pemdes Guyung, bahkan beberapa tahun lalu pernah didemo, tapi kok tetap beroperasi,” ujar Ririn.

Hal serupa diungkapkan warga Guyung lainnya, Supandi. Menurutnya asap tebal yang menyelimuti kampungya selama bertahun-tahun itu membuat sejumlah warga mengalami ganguan pernapasan. Utamanya anak-anak dan warga lanjut usia.

“Selama ini kesehatan warga Dusun Guyung terganggu akibat polusi udara dari pabrik arang, kami minta pemerintah bantu warga ,” kata Supandi.

Supandi menambahkan dampak polusi udara dari pabrik arang itu juga merusak tanaman padi milik petani setempat. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah. Pasalnya lokasi pabrik tersebut berada di tengah sawah yang hanya berjarak sekitar 2 km dari pemukiman warga.

“Pabrik arang itu tidak hanya mengancam nyawa warga, sawah pertanian yang lokasinya bersebelahan dengan pabrik pernah mengalami kerusakan,” tambahnya.

Selain merugikan masyarakat sekitar, asap tebal itu juga mengganggu pengguna jalan yang berlalu-lalang di Jalan Raya Kendal-Geneng tersebut. Hal itu dikarenakan asap yang ditimbulkan dari hasil pembakaran batok kelapa yang dijadikan arang tersebut cukup pekat dan menggangu jarak pandang pengendara.

Sementara itu, Kepala Desa Guyung, Sumino, bungkam saat dimintai keterangan terkait keluhan warga tersebut. Padahal polusi asap dari pabrik arang itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

Begitu juga pemilik pabrik arang tersebut belum bisa dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya