SOLOPOS.COM - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ngawi lakukan sidak lapangan ke pabrik arang di Desa Guyung,Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi,Selasa (24/10/2023). (Solopos.com/Yoga Aditama)

Solopos.com, NGAWI — Pabrik arang di Desa Guyung, Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ternyata tidak memenuhi standar operasional yang telah ditentukan pemerintah. Pabrik arang yang menghasilkan polusi udara tersebut kini telah ditutup sementara.

Warga Desa Guyung mengeluhkan polusi asap dari pembakaran pabrik arang tersebut. Sejumlah warga bahkan mengalami gangguan pernapasan karena setiap hari menghirup udara kotor yang dihasilkan pabrik arang tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Atas keluhan warga, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ngawi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pabrik arang di Desa Guyung, Selasa (24/10/2023). Hasil sidak itu ditemukan bahwa pabrik arang tersebut diduga tidak memenuhi standar operasional dalam beroperasi. Salah satunya cerobong asap yang terlalu rendah, sehingga asap hasil pembakaran masuk ke permukiman warga.

Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Ngawi, Yani Sulistyowati, mengatakan sebenarnya DLH telah menerima dua kali laporan terkait dugaan pencemaran polusi udara akibat aktivitas produksi pabrik arang tersebut. Laporan pertama pada 2019 dan yang kedua pada awal Oktober 2023.

“CV Sumber Arang sudah dua kali ada pelaporan, kita sudah menindaklanjuti dan sudah masuk pengawasan,” Kata Yani, Selasa.

Pihaknya datang ke pabrik arang ini bersama petugas Satpol PP Ngawi serta pihak terkait untuk melakukan pemantauan secara langsung terkait aktivitas di pabrik tersebut. Hasilnya, kata Yani, ditemukan beberapa indikasi bahwa proses produksi pada pabrik tersebut belum memenuhi standar.

“Faktanya memang proses produksi belum memenuhi standar. Kami temukan indikasi ada debu-debu dan asap yang masih keluar, kami mengimbau untuk memperbaiki cerobong asap dan pagar agar tidak keluar,” paparnya.

Yani menambahkan meski tempat produksi arang berbahan dasar batok kelapa tersebut jauh dari permukiman warga, tetapi ternyata asap dari proses pembakaran mengganggu masyarakat sekitar dan sampai menutup jalan raya. Polusi asap tersebut tidak bisa dianggap sepele.

“Lokasi agak jauh dari permukiman, maka yang paling parah terdampak petani di sekitar [lokasi pabrik],” katanya.

Meski demikian, ketika petugas datang pabrik itu mengklaim masih melakukan perbaikan dan tidak melakukan proses produksi selama tiga hari terakhir. Alhasil petugas tidak bisa menjumpai kepulan asap yang keluar pada saat proses pembakaran.

“Dari informasi perusahaan saat ini ditutup sampai dengan perbaikan dilakukan,” jelasnya.

Sementara itu, pemilik pabrik arang, Heri Siswanto, mengaku tidak pernah menerima aduan dari masyarakat secara langsung. Bahkan dirinya mengaku tidak tahu jika ada masyarakat yang terganggu dari aktivitas produksi di pabriknya.

“Selama ini, kami tidak menerima langsung keluhan dari masyarakat,” dalihnya.

Ketika dikonfirmasi terkait asap yang merambah hingga ke permukiman warga dan jalan raya, Heri menampik hal itu. Menurutnya, saat kejadian itu berbarengan dengan kebakaran lahan bambu  di sekitar lokasi pabrik.

Menurut pemantauan Solopos.com di lokasi, tidak menjumpai bekah lahan yang terbakar. Bahkan lahan bambu pun tidak ada di sekitar pabrik arang tersebut.

“Kalau asap itu kebetulan kemarin berbarengan dengan kebakaran lahan bambu,” katanya.

Meski demikian, pemilik pabrik arang tersebut berjanji akan memperbaiki kekurangan yang ada di pabriknya. Termasuk akan meninggikan cerobong asap tersebut agar sesuai dengan standar.

“Ya nanti bakal kita perbaiki, cerobong dan pintunya sesuai arahan dari dinas,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya