SOLOPOS.COM - Jalur pendakian via Cemoro Sewu Magetan, yang ditutup sementara imbas Karhutla Gunung Lawu. (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Lawu sudah padam. Meski sudah padam, jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu dan Singolangu hingga, Selasa (7/11/2023) masih tertutup bagi pendaki.

Kepala Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sarangan BKPH Lawu Selatan KPH Lawu Ds, Supriyanto, mengatakan hingga saat ini dua jalur pendakian Gunung Lawu di Jawa Timur itu masih ditutup.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pihak Perhutani juga belum memberikan kepastian kapan jalur pendakian tersebut dibuka kembali. Perhutani akan menyisir jalur-jalur pendakian untuk mengecek dan mempertimbangkan faktor keamanan bagi pendaki pasca-karhutla Gunung Lawu.

“Untuk pembukaan jalur, kami masih akan cek dulu keamanannya,” kata Supriyanto, Selasa (7/11/2023).

Untuk itu, Supriyanto mengatakan pihaknya hingga saat ini masih belum bisa memastikan kapan jalur pendakian via Cemoro Sewu dan Singolangu dapat dibuka kembali untuk pendakian.

“Kami belum bisa memastikan sampai kapan, yang jelas kami akan mengecek dulu supaya nanti ketika dibuka aman untuk pendaki,” ujarnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan telah mengusulkan tahap pemulihan terkait karhutla Gunung Lawu. Hal itu menyusul berakhirnya status tanggap bencana karhutla Lawu pada 31 Oktober kemarin. Apalagi wilayah Gunung Lawu juga sudah diguyur hujan beberapa kali sejak dicabutnya status tanggap bencana tersebut.

Diketahui, Jalur pendakian Cemoro Sewu dan Singolangu ditutup sejak 9 September 2023 untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa akibat karhutla Gunung Lawu. Akibat ditutupnya jalur pendakian Lawu tersebut membuat kegiatan wisata dan pelaku UMKM di sekitar pos pendakian Cemoro Sewu sempat lumpuh.

Hal tersebut, diungkapkan oleh sejumlah pelaku UMKM di sekitar posko pendakian. Salah satunya Sri Sunarsih, 20, penyedia persewaan alat-alat pendakian, mengatakan saat pendakian Gunung Lawu ditutup pendapatannya menurun drastis. Pada hari biasa dirinya bisa menyewakan alat-alat pendakian sebanyak 5 sampai 10 alat. Sementara pada saat weekend bisa mencapai 20 alat.

Sejak jalur pendakian ditutup dirinya hanya mengandalkan penjualan air mineral dan makanan ringan untuk para pertugas dan sukarelawan yang berjaga di sekitar posko jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu.

“Sangat menurun karena tidak ada pendaki yang naik. Mudah-mudahan jalur pendakian segera dibuka dan ada wisatawan pendaki lagi,” katanya kepada Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya