Solopos.com, PONOROGO — Kejaksaan Negeri Ponorogo saat ini menangani kasus dugaan korupsi pengelolaan dana bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kerugian negara yang ditimbulkan dari dugaan korupsi ini mencapai Rp1,3 miliar.
Kasi Intel Kejari Ponorogo, Agung Riyadi, mengatakan pemeriksaan berkas kasus tersebut saat ini telah masuk ranah jaksa penuntut.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
“Kami telah melakukan pelimpahan berkas tahap dua atas dugaan kasus korupsi penyimpangan pengelolaan dana bergulir PNPM-MP ini,” katanya, Minggu (29/10/2023).
Dia menyampaikan dugaan kasus korupsi yang bersumber dari dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP) tersebut terjadi pada rentang tahun 2016 hingga 2018. Tersangkanya berinisial CSY, merupakan Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-MP Kecamatan Sooko. Dalam kasus tersebut, kerugian yang dialami oleh negara mencapai Rp1,3 miliar.
Agung menyebut dalam menjalankan aksinya tersangka melakukan penyalahgunaan dana, terkait simpan pinjam perempuan (SPP) yang seharusnya hanya khusus perempuan, namun juga dipinjamkan ke laki-laki.
Selain itu, juga diketahui dana simpan pinjam tersebut mengalami kredit macet, ditambah dana yang seharusnya disetorkan ke kas perusahaan digunakan secara pribadi.
“Ketika diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan [BPKP], ternyata ada kerugian negara senilai Rp1,3 miliar,” kata Agung yang dikutip dari Antara.
Tersangka akan dijerat dengan Pasal 2 junto Pasal 3 Undang Undang tindak pidana korupsi (tipikor). Dengan pidana penjara minimal empat tahun dan maksimal 20 tahun dan denda paling sedikit Rp200 juta dan paling banyak Rp1 miliar.
“Kita jerat dengan pasal 2 junto pasal 3 undang-undang tipikor,” kata Agung.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
