SOLOPOS.COM - Kegiatan Rakor pencegahan self harm atau tindakan menyakiti diri sendiri di kalangan siswa yang melibatkan Forkopimda, sekolah, rumah sakit daerah, dan akademisi di Ruang Jamuan Pendapa Surya Graha Magetan, Selasa (24/10/2023). (kominfo.magetan.go.id)

Solopos.com, MAGETAN — Pemerintah Kabupaten Magetan menggandeng tim dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta untuk memberikan pendampingan psikologi para pelajar yang melakukan self harm atau tindakan menyakiti diri sendiri.

Fenomena self harm terjadi di SMP Negeri 1 Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Sebanyak 76 pelajar SMP itu menyakiti diri sendiri dengan menyayat lengan mereka menggunakan benda tajam, seperti silet, jarum, pecahan kaca, hingga penggaris.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Anak-anak melakukan tindakan menyakiti diri sendiri itu karena dipicu tindakan bullying, trend di kalangan remaja, masalah keluarga, hingga persoalan percintaan.

Untuk mengatasi permasalahan itu, Pemkab Magetan menggelar rapat koordinasi dengan seluruh kepala SMP dan pengawas, Kapolres Magetan, perwakilan Dandim 0804, Direktur RSUD dr. Sayidiman, kepala Dinas Kesehatan, hingga tim dari UNS via Zoom, di Ruang Jamuan Pendapa Surya Graha, Selasa (24/10/2023).

“Tolong bapak ibu guru dapat memposisikan sebagai orang tua kedua di sekolah dan dapat mengatasi masalah secara preventif dengan pendampingan secara melekat,” kata Penjabat Bupati Magetan, Hergunadi.

Dia menyampaikan Pemkab Magetan proaktif dalam menangani permasalahan ini. Dia juga meminta kepala puskesmas untuk segera terjun langsung ke sekolah-sekolah untuk mengantisipasi persoalan ini.

Pihaknya, kata dia, melakukan kerja sama dengan UNS dalam pendampingan dan memberikan konseling kepada pelajar di Magetan.

Perwakilan dari UNS, Prof. Farida Hidayati, menyampaikan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebanyak 50 persen sampai 90 persen pelajar melakukan self harm dan paling banyak terjadi pda usia SMP.

“Self harm dipicu oleh media sosial, film yang membawa mereka merasa ada ketertarikan lalu ikut-ikutan, permasalahan keluarga, masa di mana lagi mencari jati diri dan yang dominan adalah tidak adanya kemampuan mengolah emosi,” kata dia yang dikutip dari kominfo.magetan.go.id.

Dia menuturkan solusi yang bisa dilakukan yaitu melakukan intervensi melalui kegiatan yang menggamabrkan kegembiraan, penguatan religiusitas siswa, melakukan interaksi, memahami emosi dan mampu mengekspresikan emosi siswa melalui cerita tulisan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya