SOLOPOS.COM - Warga Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur menggelar Salat Istisqa di halaman parkir Kebun Bunga Refugia, Jumat (20/10/2023). (Solopos.com/ Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN — Sekitar seribu warga dari sejumlah desa di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menggelar salat Istisqa di halaman parkir Kebun Bunga Refugia, Jumat (20/10/2023). Selain meminta hujan, warga juga berdoa kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu segera padam.

Salat Istisqa ini diikuti dari berbagai macam kalangan masyarakat. Mulai dari santri, anak sekolah, instansi pemerintah, TNI, dan Polri. Salat meminta hujan yang dipimpin K. H. Lukmanul Hidayat, pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Muftadin, Desa Plumpung, tersebut berlangsung khusuk dan khidmat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Usai salat, Lukmanul Hidayat atau lebih akrab disapa Kiai Dayat menyebut jika digelarnya salat tersebut adalah upaya dan ikhtiar warga untuk meminta segera diturunkan hujan.

“Jika tidak salah sudah enam bulan kemarau ini berlangsung ya, dan hujan tidak turun sama sekali,” ungkapnya.

Tidak turunnya hujan selama enam bulan terakhir membuat masyarakat resah. Sebab iklim pegunungan yang dingin kini menjadi panas. Warga khawatir akan berdampak pada tanaman sayur mereka.

“Masyarakat resah, udara pegunungan yang biasanya dingin jadi panas akibat kebakaran di Gunung Lawu, makanya warga antusias datang untuk ikut bersama sama salat Istisqa,” tuturnya.

Selain itu masyarakat juga berharap agar kebakaran hutan yang melanda Gunung Lawu juga segera padam. Pasalnya tidak sedikit warga yang menggantungkan perekonomiannya dari wisata pendakian Gunung Lawu. Jika kondisi kebakaran masih terus berlanjut, jalur pendakian juga belum bisa dibuka untuk wisatawan.

“Terpenting kebakaran di Gunung Lawu yang sudah berlangsung selama tiga minggu [pekan] ini padam. Dengan Istisqa semoga hujan disegerakan turun,” pintanya.

Terpisah, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Pemkab Magetan, Permadi Bagus Darmawan, megatakan salat Istisqa ini adalah bentuk ikhtiar batin untuk meminta kepada Tuhan Yanga Maha Esa supaya disegerakan turun hujan.

“Iktiar secara tindakan secara fisik sudah dilakukan masyarakat, oleh relawan, TNI, Polri, dan BPBD Magatan dalam kebakaran hutan di Gunung Lawu, namun tidak kunjung padam,” terangnya.

Dia menyampaikan secara syariat, ketika terjadi kemarau panjang umat Islam dianjurkan untuk menggelar salat Istisqa. Mengenai hasilnya kita serahkan kepada Allah SWT.

“Mudah-mudahan disegerakan turun hujan agar semuanya kembali normal. Kebakaran hutan dan lahan pada Gunung Lawu segera padam,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya