SOLOPOS.COM - Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Pranowo wilayah Jawa Timur, Budi Sulistyono usai mengahdiri nonton bareng debat capres Cawapres. (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI – Tim Pemenangan Daerah (TPD) pasangan calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud Md., Jawa Timur, menyebut ada tekanan dari aparat kepolisian terkait sejumlah kepala dan perangkat desa di Kabupaten Ngawi yang menyatakan dukungan terhadap capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah kepala desa dan perangkat desa di Kabupaten Ngawi yang berbondong-bondong membuat video dengan isi pernyataan sikap mendukung paslon Prabowo-Gibran. Video tersebut pun viral di media sosial.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ketua TPD Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Jawa Timur, Budi Sulistyono, menuding ada pihak-pihak tertentu yang menekan para oknum kepala dan perangkat desa itu untuk membuat video pernyataan tersebut.

“Tentu saja ini ada yang menekan, maka akan kami proses. Dan masyarakat secara umum juga sudah melaporkan tindakan itu ke Bawaslu Nhawi dan kami apresiasi,” katanya, Selasa (6/2/2024).

Bahkan, Budi Sulistyono atau yang akrab disapa Mbah Kung tersebut mengatakan, pihaknya telah mengantongi nama-nama yang diduga menekan para pejabat pemerintah desa. Mbah Kung secara terang-terangan mengatakan salah satunya adalah petugas berseragam coklat atau anggota polisi.

“Saya tahu siapa yang menekan, ada oknum-oknum yang saya lihat adalah oknum dari Polri,” tegasnya.

Dugaan itu bukan tanpa dasar, diketahui salah satu kepala desa yang dilaporkan ke Bawaslu Ngawi lantaran video pernyataan sikapnya mendukung pasangan 02 itu merupakan anggota aktif Partai PDIP Ngawi. Sehingga video viral itu dinilai janggal oleh sebagian kalangan.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Ngawi, Iptu Dian Ambarwati, saat dihubungi Solopos.com mengatakan pihaknya baru mengetahui pernyataan dari mantan Bupati Ngawi dua periode itu. Pihak Polres Ngawi juga enggan berkomentar banyak dan masih akan memastikan petugas polisi yang dituduh menekan kepala desa dan perangkat desa untuk mendukung salah satu paslon capres itu merupakan anggota Polres Ngawi atau bukan.

“Saya masih cari info dulu mas, terkait pernyataan itu,” katanya singkat.

Kepala Desa Sambiroto Sri Mulyono yang mendeklarasikan diri mendukung pasangan Prabowo-Gibran itu hingga saat ini belum bisa dimintai konfirmasi.

Diketahui Sri Mulyono merupakan Kepala Desa Sambiroto, Kecamatan Padas, yang dilaporkan Warga Pengawas Netralitas (WPN) ke Bawaslu Ngawi lantaran diduga melanggar netralitas.

Dalam video singkat yang dibuatnya, terlihat Sri Mulyono memperkenalkan diri sebagai kepala desa yang kemudian menyatakan dukungan kepada Prabowo-Gibran, pasangan calon presiden nomor urut 02 sambil mengacungkan dua jari dengan sejumlah perangkat desanya.

“Assalamualaikum saya Sri Mulyono Kades Sambiroto beserta perangkat desa Sambiroto mendukung pasangan 02 menang Pilpres satu putaran Yes,” itu salah satu potongan pernyataan sikap dari Kades Sambiroto.

Aksi kepala desa dan perangkat desa yang mendeklarasikan dukungan itu diunggah oleh akun Tiktok @wowo-gibran. Namun video tersebut sudah di take down setelah viral dan menjadi perbincangan di grup-grup WhatsApp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya