SOLOPOS.COM - Kondisi lapangan basket Alun-Alun Merdeka Ngawi yang kondisinya membrannya mengalami kerusakan, Jumat(10/11/2023). (Solopos.com/ Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tahun depan akan mengusulkan sejumlah perbaikan fasilitas di Alun-alun Merdeka Ngawi. Disparpora menganggarkan Rp5 miliar untuk melakukan perbaikan tersebut.

Hal tersebut dikatakan Kepala Disparpora Ngawi, Wiwien Purwaningsih, saat dikonfirmasi di kantornya. Wiwien menyebut jika usulan perbaikan dikabulkan tim pengelola anggaran daerah, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Ngawi terkait pembuatan detail engineering design (DED). Sehingga kebutuhan anggaran bisa ada kepastian.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Jika usulan dikabulkan, nanti akan segera ditindaklanjuti pembuatan DED,” katanya, Jumat (10/11/2023).

Usulan tersebut bukan tanpa alasan, sebab beberapa fasilitas umum di kawasan Alun-alun Merdeka Ngawi sudah mulai usang. Termasuk membran lapangan futsal dan basket, tenis, serta amfiteater.

Fasilitas membran tersebut sudah berusia delapan tahun setelah dibangun sejak tahun 2015 silam. Pada tahun itu, Pemkab Ngawi setidaknya menganggarkan Rp4,3 miliar untuk membangun fasilitas membran di Alun-alun Merdeka Ngawi tersebut. Awalnya, membran tersebut diperkirakan rusak dalam 10 tahun, namun akibat cuaca buruk membuat membran tersebut rusak sebelum masanya.

Untuk itu, Disparpora Ngawi telah mengusulkan untuk menghapus aset membran di Alun-alun Ngawi tersebut. Semua proses juga telah dilakukan untuk penghapusan aset yang dibangun sejak tahun 2015 itu. Termasuk kerjasama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Madiun untuk melakukan proses lelang aset membran tersebut.

“Semua berkas akan segera kita serahkan ke KPKNL untuk proses lelang,” ujar Wiwien.

Sementara itu, untuk nilai aset dari tiga membran di kawasan Alun-alun Merdeka mengalami penurunan secara drastis. Saat ini aset itu hanya dihargai Rp19 Juta, padahal pembangunannya menghabiskan anggaran hingga Rp4,3 miliar. Penyusutan tersebut dipengaruhi kondisi tiang membran yang hanya menyisakan kerangka besi yang kondisinya memprihatinkan.

Wiwien menambahkan sebelumnya ada opsi untuk memanfaatkan membran Alun-alun Ngawi untuk Taman Wisata Tawun. Namun karena biaya untuk pemindahan cukup besar, opsi tersebut tidak dilakukan. Selain itu, kerangka besi membran dikhawatirkan tidak cocok dengan konsep rencana face off Taman Wisata Tawun.

“Selain itu jika segera dihapus agar secara admimistrasi segera jelas,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya