SOLOPOS.COM - Pondok PEsantren Sidogiri di Kabupaten PAsuruan, Jawa Timur. (opop.jatimprov.go.i)

Solopos.com, PASURUAN – Jawa Timur menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki banyak pondok pesantren. Bahkan, beberapa pondok pesantren di Jatim telah berdiri jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Sidogiri yang ada di Kabupaten Pasuruan.

Dikutip dari sidogiri.net, terdapat dua versi mengenai kapan Pondok Pesantren Sidogiri didirikan. Versi pertama menyatakan Pondok Pesantren Sidogiri didirikan pada tahun 1718. Sumber dari sejarah ini adalah catatan dari Panca Warga yang ditulis pada tahun 1963 dan ditandatangani KH Noerhasan Nawawi, KH Cholil Nawawie, dan KA Sa’doellah Nawawi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sedangkan versi kedua yang menjadi patokan sejarah pihak Ponpes Sidogiri, yakni Ponpes Sidogiri telah berdiri sejak tahun 1745. Cerita sejarah ini bersumber dari Selayang surat pada tahun 1971 yang ditandatangani KA Sa’doellah Nawawie. Surat tersebut mengatakan pada tahun tersebut adalah ulang tahun ke-226 Ponpes Sidogiri, yang berarti pondok tersebut berdiri pada 1745.

Pada awal kelahiran Pondok ini, Pendidikan yang ditawarkan kepada para santri hanya sebatas pengajian kitab. Konsep Pendidikan ini berubah pada 15 April 1983, di mana KH Abdul Djalil membentuk suatu sistem Pendidikan klasikal yang diberi nama Madrasah Miftahul Ulum (MMU).

Konsep Pendidikan ini didasari oleh beberapa santri yang tidak mampu mengikyi pengajian kitab dan harus mendapatkan Pendidikan dasar. Selanjutnya MMU berkembang secara berlahan-lahan dan saat ini MMU telah memiliki empat jenjang, muali Idadiyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.

Bukan hanya mengembangkan Pendidikan klasikan di samping pengajian kibat, Pondok Sidogiri juga mengajarkan kewirausahaan kepada para santrinya.

Dikutip dari opop.jatimprov.go.id, Ponpes Sidogiri memulai pelajaran kewirausahaan pada tahun 1961. Program ini awalnya dimulai secara kecil-kecilan dengan membukai kedai atau warung yang menyediakan kebutuhan bagi santri.

Dari keuntungan yang diperoleh dari kedia tersebut selanjutnya memantik berkembangnya program kewirausahaan Ponpes Sidogiri. Program kewirausahaan itu berwujud dari toko kelontong yang didirikan di lingkungan pesantren, kemudian berkembang hingga ke seluruh wilayah Pasuruan dengan membuka toko buku dan toko bangunan.

Selanjutnya, Ponpes Sidogiri berkembang hingga membuka setidaknya sepuluh unit usaha, mulai dari toko kelomtong, kosmetik, toko alat-alat rumah tangga, mini market, percetakan, pembuatan sarung dan baju muslim, hingga Baitul Maal wa Tanwil (BMT), dan lainnya.

Usaha-usaha yang dimiliki Pondok Sidogiri tersebut bahkan berkembang hingga di luar Pasuruan. Bahkan ada beberapa minimarket milik Pondok Sidogiri yang berdiri di Pulau Madura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya