SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Rohmat Hidayat saat memberikan keterangannya kepada media,Kamis (2/11/2023). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN — Temuan kasus self harm atau kecenderungan melukai diri sendiri di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, bertambah drastis. Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mencatat sebanyak 870 pelajar melakukan aksi self harm.

Temuan tersebut didapat dari hasil screening yang dilakukan Dinas Pendidikan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan. Screening tersebut menyasar pelajar SD, SMP, SMA, maupun dadrasah se Kabupaten Magetan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Dinas Kesehatan Magetan, Rohmat Hidayat, mengungkapkan dari hasil screening yang dilakukan didapati 870 siswa yang mempunyai bekas luka sayatan di lengan tangannya. Sebanyak 701 temuan dilakukan oleh siswa SMP, 169 ditemukan pada siswa SMA dan SD.

“Hasil screening pada 42 sekolah SMP di kabupaten Magetan terdapat 701 siswa pernah lakukan self harm. Itu pun baru screening luar saja. Selebihnya lebih kami temukan pada SD dan SMA,” katanya, Kamis (2/11/2023).

Tindakan screening tersebut menindaklanjuti temuan 76 siswa di SMPN Ngariboyo yang melukai lengannya sendiri mengunakan pecahan kaca, penggaris hingga jarum. Kemudian Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga setempat meminta Dinas Kesehatan melakukan screening tehadap seluruh sekolah di Kabupaten Magetan.

Hasilnya ditemukan sejumlah 870 siswa yang melakukan self harm. Selain itu, sebagian besar aksi menyakiti diri sendiri itu dilakukan oleh siswa perempuan. Kebanyakan mereka melakukan aksi tersebut karena ikut-ikutan serta terpengaruh teman dan mengikuti tren di media sosial.

“Yang jelas terbanyak hanya ikut ikutan teman, serta melihat dari media sosial akhirnya melakukan self harm,” jelasnya.

Meski demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan tidak menemukan pelajar yang melakukan aksi self harm dengan kategori berat. Tidak ada yang sampai dirawat di rumah sakit atau yang sampai menyayat nadi.

“Sejauh ini belum ada, tetapi hal itu tentu yang tahu guru BP masing-masing sekolahnya. Kami hanya lakukan screening luar saja. Kita saat ini telah lakukan maping pada sekolah untuk mendata dan memilah mana yang kategori berat dan ringan,” paparnya.

Sementara itu untuk menangani kasus self harm tersebut Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Magetan telah mendatangkan psikolog untuk melakukan pendampingan serta konseling kepada para siswa yang melakukan self harm.

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Magetan, Suwata, mengatakan saat ini bimbingan dari psikolog tengah berjalan di sekolah-sekolah se-Magetan.

“Nanti jika telah selesai, Saat ini tengah berjalan kita tunggu saja hasilnya apakah masuk dalam tahap mengkhawatirkan atau tidak,” kata Suwata, Kamis (2/11/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya