SOLOPOS.COM - SMPN 1 Gerih tempat MS korban yang mengalami kejang usai bercanda bersekolah, Rabu (30/11/2023). (Solopos.com/ Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Kasus siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gerih, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang mengalami kejang dan tidak sadarkan diri di sekolahan akibat dipukul teman akhirnya berakhir damai. Siswa kelas VIII itu kini kondisinya sudah pulih dan kembali ke sekolah seperti biasa, Kamis (30/11/2023).

Menurut pantauan Solopos.com di SMPN 1 Gerih, korban berinisial MS, 14, sudah pulih dan kembali masuk sekolah seperti biasanya. Tidak ada cidera serius yang dialami korban.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Meski demikian, pihak SMPN 1 Gerih enggan memberikan komentar lebih lanjut atas kasus dugaan perundungan terhadap salah satu siswanya itu. Menurut dia, kasus tersebut sudah rampung dan sudah dimediasi oleh pihak kepolisian serta berakhir damai.

Terpisah, Kapolsek Geneng, AKP Dandung Setiawan, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa  permasalahan itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak korban juga sudah menerima dan memaklumi kejadian tersebut sebagai musibah.

“Awalnya tidak ada laporan yang masuk, setelah beredar di beberapa media, kita datangi ke rumah korban setelah itu dikumpukan di sekolah. Dan sudah clear tidak ada permasalahan bahkan yang bersangkutan sudah bisa beraktivitas kembali. Jadi yang mediasi langsung dari pihak sekolah dengan para pihak orang tuanya,” kata AKP Dandung kepada Solopos.com, Kamis.

Kejadian itu sempat membuat gempar dan menjadi pemberitaan di beberapa media pemberitaan. Pasalnya, beredar kabar adanya dugaan perundungan yang dilakukan oleh tiga siswa kepada MS. Namun hal tersebut disangkal oleh AKP Dandung, menurutnya kejadian itu bukan kasus bullying atau perundungan.

“Kami ingin menegaskan bahwasanya perundungan seperti yang dikabarkan di beberapa media itu tidak benar. Kasus itu murni ketidak sengajaan saat bermain,” tegasnya.

Lebih lanjut, AKP Dandung menjelaskan kronologi kejadian dugaan bullying di lingkungan sekolah tersebut. Kejadian itu berawal dari para siswa itu bercanda hingga terjadi penganiayaan dengan menendang perut hingga korban mengalami kejang-kejang.

“Jadi yang betul ceritanya itu seperti ini, kejadian itu terjadi saat anak-anak itu menunggu antrean salat Zuhur, lalu bercandaan dengan gelut-gelutan. Akhirnya tanpa sengaja si korban mendapat pukulan dibagian perut. Nah karena MS ini punya riwayat sakit sesak napas akhirnya mengalami kejang dan tak sadarkan diri,” jelasnya.

Setelah mengalami kejang, pihak sekolah langsung memberikan pertolongan pertama dengan membawa ke UKS sekolah. Namun karena korban tak sadarkan diri, MS lantas dilarikan ke Puskesmas Gerih untuk mendapat penanganan medis.

MS terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Widodo Ngawi dan dilarikan ke ICU lantaran korban masih tak kunjung sadar. Setelah mendapatkan perawatan hingga beberapa jam akhirnya korban sadar dan dijemput pulang oleh keluarga dan pihak sekolahan pada Rabu malam.

AKP Dandung juga menuturkan setelah dilakukan mediasi, pihak orang tua korban sudah bisa menerima dan tidak mempermasalahkan lebih lanjut soal kasus tersebut. Pun pihak keluarga terduga pelaku juga bersedia untuk mengganti seluruh biaya pengobatan MS.

“Para pihak juga sudah berdamai menganggap bahwa itu tidak ada unsur kesengajaan dan yang pihak korban sudah menerima. Pihak pelaku tadi sudah dari orang tuanya sanggup untuk mengganti uang pengobatan yang dijalani, jadi sudah clear semua,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya