SOLOPOS.COM - Jalur pendakian via Cemoro Sewu Magetan, yang ditutup sementara imbas Karhutla Gunung Lawu yang tak kunjung padam. (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN — Ditutupnya jalur pendakian Gunung Lawu akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tak kunjung padam berimbas pada pedagang di sekitar basecamp pendakian Cemoro Sewu. Pendapatan mereka pun mengalami penurunan drastis menyusul tidak adanya wisatawan atau pendaki yang melakukan pendakian selama beberapa hari terakhir.

Hal itu dialami oleh Sri Sunarsi. Perempuan yang sehari-hari menyewakan peralatan pendakian di Cemoro Sewu itu mengaku akibat ditutupnya jalur pendakian itu pendapatannya menurun drastis. Padahal, biasanya ia mampu menyewakan 5-10 alat pendakian pada hari biasa. Sedangkan saat weekend, omzetnya naik karena bisa menyewakan alat pendakian hingga 20 unit.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun sejak jalur pendakian Gunung Lawu ditutup imbas kebakaran hutan pada Sabtu (9/9/2023) lalu, dirinya hanya mengandalkan pemasukan dari berjualan air mineral dan makanan ringan. Itu pun pembelinya hanya sebatas petugas dan relawan yang berjaga di sekitar posko pendakian Gunung Lawu, Cemoro Sewu.

“[Pendapatan] sangat menurun karena tidak ada pendaki yang naik. Mudah-mudahan lekas padam agar jalur [pendakian] segera dibuka dan ada wisatawan pendaki lagi,” katanya kepada Solopos.com, Sabtu (21/10/2023).

Serupa juga dialami Rahayu Ningsih, yang berjualan makanan ringan pentol kuah di sekitar posko pendakian Cemoro Sewu. Ia mengaku sejak jalur pendakian Gunung Lawu ditutup pendapatannya menurun drastis. Sehari, ia pun hanya bisa meraup pendapatan Rp10.000. Hal itu berbeda dengan saat jalur pendakian dibuka. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan pemasukan Rp300.000 hingga Rp500.000.

“Setelah ditutup ini saya pernah membawa pulang uang cuma Rp10.000. Paahal, kalau ramai bisa sampai Rp500.000,” ungkapnya.

Kebakaran hutan yang tak kunjung padam ini juga menimbulkan rasa waswas warga di sekitar lereng Gunung Lawu. Mereka khawatir api yang tak kunjung padam itu membuat hewan seperti macan tutul maupun kera ekor panjang, turun ke permukiman warga.

“Soalnya tadi pagi juga sudah ada monyet yang turun ke permukiman warga,” ujar Rahayu.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangaan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Ari Budi Santso, mengatakan pihaknya telah mengantisipasi agar api tidak merambah ke permukiman warga. Pihak BPBD dibantu oleh PMII dan Tagana sudah menyiapkan tiga unit mobil pemadam kebakaran (damkar) yang disiagakan di sekitar posko Cemoro Sewu.

“Kami siagakan tiga mobil pemadam kebakaran. Jika medannya bisa dijangkau, akan kita lakukan pemadaman dengan mobil,” ujar Ari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya