SOLOPOS.COM - Calon presiden Ganjar Pranowo saat serap aspirasi di Museum Roemah Voorzitter van Het BPUPKI Dr KRT Radjiman Widiyodiningrat yang berada di Ngawi, Jawa Timur, Kamis (8/1/2023). (Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, NGAWI — Calon presin nomor urut 3, Ganjar Pranowo, melakukan safari politik dengan mengunjungi Museum Roemah Voorzitter van Het BPUPKI Dr KRT Radjiman Wedyodiningrat yang berada di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (18/1/2024). Dalam kunjugannya itu, Ganjar dicurhati masalah kelangkaan pupuk serta gaji ketua RT yang kecil.

Sesi serap aspirasi itu digelar sesaat setelah Ganjar Pranowo berkeliling untuk melihat-lihat rumah peninggalan Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Calon presiden yang diusung oleh Partai PDI Perjuangan itu, juga mengunjungi museum yang menyimpan jejak sejarah perjalanan tokoh penting pada masa awal Republik Indonesia ini berdiri.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ganjar menyempatkan berdiskusi dengan sejumlah elemen masyarakat mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok tani, anggota LMDH, hingga pegiat seni budaya. Pada kesempatan itu, Ganjar dibombardir sejumlah keluhan dari perwakilan masyarakat yang hadir.

Seperti yang dikatakan seorang peserta yang mewakili kelompok tani desa setempat. Menurutnya, saat ini pupuk di kalangan petani sudah mengalami kelangkaan. Jika ada, harganya mahal serta memberatkan para petani. Apabila Ganjar nanti terpilih menjadi presiden diharapkan dapat mengatasi masalah pupuk.

“Masalah pupuk sudah saya jawab. Saya siap dan berkomitmen untuk mengatasi masalah para petani,” kata calon presiden nomor urut 3 tersebut.

Keluhan lain juga dilontarkan para ketua RT yang tergabung dalam Barisan RT atau Baret. Mereka mengeluhkan honor yang kecil sementara beban pekerjaanya banyak lantaran bersinggungan langsung dengan masyarakat.

“Mohon ketua RT diperhatikan bapak. Masak RT gajinya Rp200.000 diterima tiga bulan sekali. Tunjangan Rp200.000 diterima setahun sekali. Kalau warga ada masalah lapornya ke RT pak. Bagaimana ini pak?,” kata perwakilan Baret.

Menjawab keluh kesah perwakilan Baret, Ganjar Pranowo berkelakar dan menyebut masih banyak ketua RT yang menerima honor jauh lebih rendah. Ganjar juga menjelaskan, bahwa RT itu bukan profesi.

“Alhamdulillah. Ngko sek to, ngko sek. Bayarane Piro? Rongatus [Rp200.000] tiap tiga bulan. Ya Alhamdulillah daripada seket ewu [Rp50.000]. Saya justru mengapresiasi peran bupati yang mau memperhatikan RT. Maka saya sepakat, apabila ada daerah yang memiliki kemampuan, monggo dilaksanakan sesuai dengan kekuatan anggaran daerah. Beres to?,” jawab Ganjar Pranowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya