SOLOPOS.COM - Sebuah pesawat terbang bersiap mendarat di Bandara Juanda Surabaya beberapa waktu lalu. (JIBI/Bisnis/Wahyu Darmawan)

Wisata Jatim ditekan turunnya reputasi Bandar Udara Juanda Surabaya. Padahal tingkat hunian hotel di Jatim justru meroket.

Madiunpos.com, SURABAYA — Turunnya reputasi pelayanan transportasi udara di Bandar Udara Juanda Surabaya disinyalir menjadi pemicu anjloknya angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur, awal tahun 2015 ini. Pariwisata Jatim pun lesu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim melaporkan angka kunjungan turis asing ke Jatim melalui pada Februari 2015 hanya 14.003 orang, turun 15% dari Januari. Sebagai pembanding, pada Februari 2014, kunjungan wisarawan mancanegara ke Jatim mencapai 16.476 orang.

“Ada yang mengganggu pikiran kami terkait pariwisata Jatim. Berbalik dengan situasi nasional, yang mana angka kunjungan wisman naik, Jatim malah mencatatkan penurunan,” jelas Kepala BPS Jatim Sairi Hisbullah, medio pekan lalu.

Menurut data BPS, arus masuk pelancong asing melalui Bandara Juanda adalah satu-satunya yang mengalami penurunan drastis. Padahal, kunjungan wisman melalui bandara lain pada bulan yang sama justru meningkat signifikan secara month-on-month.

Kunjungan wisman melalui Bandara Batam naik 4,5%, Ngurah Rai Bali naik 15%, Soekarno Hatta Cengkareng naik 3%, Kuala Namu naik 4%, dan Husen Sastranegara Bandung naik 25%. Sebaliknya, arus masuk turis mancanegara lewat Juanda minus 8,9%.

Penurunan kunjungan paling banyak dibukukan oleh turis China, Malaysia, dan Korea Selatan. Padahal, jumlah pelancong Tiongkok yang masuk ke Indonesia melalui Soekarno Hatta bertambah.

“Padahal, di negara-negara Asia tidak ada travel warning ke Surabaya. Kemungkinan besar ada efek traumatik dari kecelakaan pesawat [AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura], sehingga peminat direct flight internasional dari dan ke Surabaya turun,” sebut Sairi.

Selain itu, lanjutnya, maraknya pembatalan sejumlah jadwal penerbangan dari dan ke Juanda belakangan ini juga menjadi faktor pemicu utama turunnya kunjungan wisman ke Jatim. Ditambah lagi, beberapa kali Bandara Juanda setop operasi akibat kerusakan runway.

Hunian Hotel Meroket
Berbanding terbalik dengan turunnya angka kunjungan wisman, tingkat hunian hotel berbintang di Jatim justru meroket 1,07 poin. Pada Februari, presentase hunian hotel berbintang di Jatim mencapai 48,90%, naik dari pembukuan Januari sebanyak 47,83%.

Menurut analisis BPS Jatim, hal tersebut mensinyalir geliat kunjungan pariwisata dari pelancong domestik masih tinggi meski pamor Jatim di kalangan turis asing sedang merosot. Apalagi, tingkat hunian hotel berbintang naik di tengah larangan rapat PNS di hotel.

“Ada indikasi pariwisata Jatim lebih ditopang oleh wisatawan domestik. Tingkat hunian kamar hotel berbintang pada Februari mencapai 48,90%, naik dari bulan yang sama tahun lalu pada level 46,57%, dan 2013 pada level 40,97%.”

Kendati tingkat hunian hotel berbintang dan kebutuhan akan industri hospitality di Jawa Timur makin tinggi, DPRD Jatim baru-baru ini mengkritisi tren pembangunan hotel-hotel budget di jantung kota-kota yang ada di provinsi tersebut, khususnya Surabaya.

Sebab, semakin banyaknya hotel di jalan-jalan protokol Surabaya dinilai sebagai salah satu pemicu utama kemacetan. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya diminta menggeser konsentrasi pembangunan hotel dengan memberi izin hanya di daerah pinggiran kota.

Menanggapi hal itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DPP Jatim M. Sholeh mengatakan sejak tren pembangunan hotel dimulai pada 2012, sudah ada 100 hotel baru yang didirikan di Surabaya Pusat.

Dia menyarankan agar pemkot membuat zonasi perizinan hotel ke wilayah-wilayah lain, seperti Surabaya Timur. “Karena sekarang sudah terjadi perang tarif hotel di Surabaya, yang sudah tidak sehat. Pertumbuhan perhotelan di Surabaya saya rasa sudah di luar batas wajar.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya