SOLOPOS.COM - Siswa asing pergelarkan cerita panji di GOR Jayabaya, Kediri, Sabtu (23/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Prasetia Fauzani)

Warisan dunia UNESCO ini terkait cerita Panji yang akan didaftarkan menjadi memory of the world.

Madiunpos.com, KEDIRI – Perpustakaan nasional (Perpusnas) berniat mendaftarkan cerita Panji menjadi warisan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai “Memory of the World” atau MOW.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Rencana itu mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Kami sejauh ini sudah komunikasi wacana realisasi itu dan mudah-mudahan bisa dilakukan,” kata Sekretaris Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nono Adya Supriyatno.

Nono yang ditemui saat menghadiri acara serah terima mobil bioskop keliling di Goa Selomangleng Kediri, Jawa Timur, Kamis (5/5/2016), menambahkan untuk proses penetapan warisan budaya dunia, terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan.

Ia mengaku optimistis cerita Panji bisa masuk sebagai warisan dunia UNESCO. Namun, kata dia, pemerintah daerah pun harus proaktif. Nono menyatakan sudah berkomunikasi dengan pemerintah kota terkait dengan berbagai macam kajian, dan sampai saat ini kajian pun belum ada yang konkret.

Selama ini, tambah dia, warisan yang terdata di UNESCO merupakan benda dan tak benda, sementara untuk cerita belum ada. Cerita panji bisa dikatakan sebagai warisan tak benda.

“Pemerintah daerah harus seriusi dan kirim surat ke pusat, nanti akan diantar ke UNESCO,” saran dia.

Perpusnas saat ini menyiapkan formulir untuk mengirimkan resmi usulan itu dan UNESCO akan mengumumkan hasilnya pada pertengahan 2017. Penasehat Perpusnas sekaligus mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro aktif melakukan rencana tersebut.

Sementara itu, Pemerintah Kota Kediri mengapresiasi rencana Perpusnas itu. “Kami sebagai orang yang hidup, lahir dan sekarang tinggal di mana cerita Panji itu dulu ada, kami berkewajiban untuk lebih giat lagi, menggali dan melestarikan serta mengembangkan cerita Panji ini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Parwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar.

Nur tidak mengklaim cerita Panji dari Kediri, namun di Kediri juga masuk dalam historis cerita Panji, yang ditelusuri dari berbagai peninggalannya misalnya Goa Selomangleng, Taman Sekartaji, hingga nama daerah di Kota Kediri.

“Cerita Panji itu kaya versi dan kaya fragmen, ada potongan tertentu, dan dari cerita besarnya ditampilkan potongan-potongan, tapi biasanya sama, hanya menggunakan dialeg yang beda, bahasa beda,” ujar Nur.

Cerita Panji dimulai di abad ke-13 atau pada masa awal Kerajaan Majapahit. Panji merupakan kisah tradisional Jawa Timur yang berasal dari abad ke-13 yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah dan negara lain.

Cerita itu melibatkan kisah percintaan antara Pangeran dari Daha dan satu dari Kediri. Yang laki-laki adalah Inu Kertapati dan yang perempuan Dewi Anggraeni dari Kediri.

Sejalan dengan berkembangnya Kerajaan Majapahit pada Abad ke-14 dan ke-15, Panji juga ikut tumbuh sehingga menyeberang ke Bali, Lombok, Kalimantan, dan ikut dibawa ke Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya