Solopos.com, MADIUN — Wali Kota Madiun, Maidi, ingin pendidikan di Kota Pendekar menjadi yang terbaik di Jawa Timur. Hal itu sejalan dengan visi Madiun Kota Pintar yang digagas Wali Kota saat awal menjabat.
Komitmen ini disampaikan Wali Kota saat melantik 16 kepala SD dan SMP pada Jumat (15/5/2020) lalu. Pelantikan itu digelar dengan cara unik, tidak di gedung atau ruang tertutup. Melainkan di kebun di Ngrowo yang menjadi aset PDAM.
Bukan hanya tempatnya yang tak biasa, pakaian yang dikenakan pun berbeda. Jika umumnya kepala sekolah yang dilantik mengenakan setelah jas lengkap, dala, pelantikan kali ini mereka wajib mengenakan pakaian petani, lengkap dengan caping dan sepatu bot.
360 Warga Ponorogo Jalani Rapid Test Massal, 36 di Antaranya Reaktif
Meskipun pelantikan dilaksanakan di ruang terbuka, tetapi kekhidmatannya tidak berkurang. Prosesi pelantikan ini juga tetap mengindahkan protokol kesehatan penanganan Covid-19, yakni menjaga jarak 2 meter antar peserta pelantikan.
Bukan tanpa maksud Wali Kota Maidi memilih melantik para kepala sekolah di kebun. Maidi ingin mendorong para kepala sekolah itu lebih kreatif, berani berpikir out of the box dalam mengelola sekolah dan memajukan pendidikan. Selain itu, Maidi juga ingin kepala memiliki banyak ilmu pengetahuan.
“Untuk menjadi kepala sekolah kan juga tidak mudah. Harus memiliki keahlian bagaimana mendidik anak dan mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik,” kata Maidi.
Alhamdulillah, Pasien Positif Corona Nomor 01 di Kota Madiun Sudah Sembuh
Dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, diharapkan para kepala sekolah yang baru bisa memberikan nuansa belajar berbeda di sekolah masing-masing.
Kabar Duka, Dua Tenaga Medis Surabaya Meninggal Dunia Karena Corona
“Biarpun saat ini sekolah masih KBM [kegiatan belajar mengajar] di rumah, pendidikan tidak boleh kendur. Untuk itu, apa yang kurang harus dibenahi mulai sekarang,” katanya.
Saat ini, Pemkot Madiun juga sedang memperbaiki sarana prasarana sekolah-sekolah. Seperti memperbaiki ruangan, pengecatan, hingga menyediakan peralatan belajar bagi peserta didik. Sehingga saat kegiatan belajar mengajar kembali berlangsung di sekolah, semuanya sudah siap digunakan. (ADV)