Jatim
Sabtu, 7 Agustus 2021 - 21:59 WIB

Walah! Kasus Perceraian di Jombang Tinggi Selama Pandemi

Newswire  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Jombang, Siti Hanifah (Suara.com)

Solopos.com, JOMBANG — Selama pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung satu tahu lebih, perceraian di Jombang terbilang cukup tinggi. Penyebabnya pun beragam.

Sejak Januari 2021, hingga sekarang Pengadilan Agama setempat sudah menerima 1.967 permohonan perkara perceraian. Angka ini cukup tinggi meskipun bisa dibilang menurun dibanding tahun sebelumnya, 2020.

Advertisement

Pada 2020, Kantor Pengadilan Agama Jombang menerima sebanyak 3.070 permohonan perceraian. Hal ini disampaikan Ketua Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Jombang, Siti Hanifah.

Baca juga: 2 Bocah Madiun Curi Uang Panti Asuhan Rp102 Juta untuk Main Game Online dan Beli Motor

Advertisement

Baca juga: 2 Bocah Madiun Curi Uang Panti Asuhan Rp102 Juta untuk Main Game Online dan Beli Motor

Siti menjelaskan, dari jumlah permohonan Perceraian di Jombang, tidak semuanya terbit atau keluar dengan akta cerai. Masalahnya, kata dia, dari total kasus perceraian itu 74 persen adalah perempuan yang mendaftarkan permohonan gugat cerai kepada suaminya.

“Sedangkan 24 persen sisanya adalah laki-laki mengajukan cerai talak,” ucap Hanifa, seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Jumat (07/08/2021).

Advertisement

Baca juga: Waduh! Nama dan Foto Wabup Ponorogo Dicatut Untuk Menipu

Hanifah juga menyebut, pada Juli lalu pendaftaran perceraian di Pengadilan Agama Jombang mencapai 30 perkara per hari.

“Tapi Pengadilan Agama sempat lockdwon di awal Juli lalu buka layanan pertengahan Juli, sehingga yang masuk 150 perkara saja bulan kemarin,” ungkapnya dikutip dari Suara.com.

Advertisement

Baca juga: Pemkot Madiun Bantu Anak Yatim Piatu Korban Covid-19, Mulai Biaya Pendidikan hingga Pekerjaan

Dalam persidangan, ketidakharmonisan keluarga hingga pertengkaran, secara terus-menerus menjadi faktor penyebab kasus perceraian di  Jombang meningkat.

“Dikarenakan faktor yang mendasar. Memang kebanyakan dari sering bertengkar, entah itu karena ekonomi ataupun perselingkuhan,” ungkap Hanifa.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif