Jatim
Jumat, 23 Februari 2024 - 20:32 WIB

Waduh, Sejumlah Timses hingga Penyelenggara Pemilu di Ponorogo Alami Stres Akut

Newswire  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas menutup pintu bangsal pasien jiwa di RSUD dr. Harjono Ponorogo, Kamis (22/2/2024) (ANTARA/HO - foto warga)

Solopos.com, PONOROGO – Sejumlah tim sukses dan petugas pemungutan suara (PPS) di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami stres akut setelah pemungutan suara pada Pemilu 2024. Mereka mengalami gejala mual, pusing, hilang nafsu makan, bahkan kesulitan untuk tidur.

Hal itu disampaikan dokter spesialis kedokteran jiwa RSUD dr. Harjono Ponorogo, Andri Nurdianasari, Jumat (23/2/2024). Hal itu mengacu pada data kunjungan pasiennya yang berlatar belakang tim sukses ataupun anggota KPPS/PPS/PPK di Ponorogo.

Advertisement

“Totalnya ada sekitar 10 orang yang sudah konsultasi ke kami. Ada yang ke [tempat] praktik ada yang ke RS, macam macam ada yang timses ada juga yang PPK,” kata Andri yang dikutip dari Antara.

Mereka rata-rata konsultasi kondisi psikis yang dialami pascapencoblosan. Beberapa pasien berlatar timses bahkan ada yang mengalami gejala paranoid, yang ditandai dengan munculnya rasa khawatir berlebihan bahkan mengarah pada munculnya rasa takut.

Andri menjelaskan dari hasil diagnosis serta konsultasi yang dilakukan mayoritas mereka mengalami tidak bisa tidur (insomnia), kehilangan nafsu makan, sakit perut, mual, dan pusing.

Advertisement

“Kalau timses awalnya karena hasilnya tidak sesuai dengan harapan, kalau KPPS itu karena beban kerja selama ini. Ada juga yang sampai paranoid,” ujarnya.

Andri mengaku tidak mengetahui secara pasti pasiennya tersebut merupakan dari timses mana atupun KPPS mana. Tetapi, setiap konsultasi pasiennya bercerita awal gejala yang dialami.

“Kurang tahu saya timses apa, yang jelas saat ngobrol baru tahu oh dari ini dan dari ini,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut, menurutnya apa yang dialami oleh timses dan KPPS terus masuk dalam kategori sedang. Biasanya untuk pengobatan harus melakukan rawat jalan hingga rawat inap sesuai dengan kondisinya.

Namun, sebagian besar dari mereka hanya menjalani rawat jalan dan cukup minum obat.

“Masuk kategori sedang, tidak sampai yang teriak teriak atau di luar kendali. Kalau rawat inap biasanya karena ada penyakit lainnya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif