SOLOPOS.COM - Kampus Universitas Airlangga. (unair.ac.id)
Solopos.com, SURABAYA — Sebanyak 18.165 orang mendaftar sebagai calon mahasiswa baru di Universitas Airlangga Surabaya melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2022. Namun, Unair hanya menerima sebanyak 1.425 calon mahasiswa dari jalur tersebut.
“Unair menerima sebanyak 1.425 calon mahasiswa baru jalur SNMPTN. Pada jalur SNMPTN tahun ini total pendaftar mencapai 18.165,” kata Rektor Unair, Mohammad Nasih, Selasa (29/3/2022).
Nasih menyampaikan dari jumlah itu sebanyak 79,09% atau 1.127 peserta adalah perempuan. Disebut ada dua program studi yang 100% perempuan, yaitu Prodi Kebidanan dan Gizi.
Baca Juga: UI Terima 1.115 Mahasiswa Baru dari 18.550 Pendaftar SNMPTN
Baca Juga: UI Terima 1.115 Mahasiswa Baru dari 18.550 Pendaftar SNMPTN
Dia juga menyebut dari 24,7% atau 352 peserta yang mendaftar merupakan calon mahasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Tiga prodi dengan peserta KIP-K terbanyak yaitu Prodi Ekonomi Pembangunan sebanyak 50 mahasiswa, Keperawatan 54 mahasiswa, dan Kesehatan Masyarakat 57 mahasiswa.
“Masih ada verifikasi faktual lagi perihal kebenaran data. Hal ini agar penerima KIP Kuliah dipastikan tepat sasaran,” jelasnya yang dikutip dari Antara.
Untuk peserta termuda dari jalur SNMPTN Unai 2022 dari SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik atas nama Ratu Sakinatul Aqila yang kini berusia 14 tahun 8 bulan. Peserta termuda ini diterima di Prodi Ilmu Politik.
Baca Juga: Pengumuman SNMPTN 2022: 120.643 Pendaftar Diterima Kuliah di 125 PTN
Kemudian dari SMA 5 Surabaya atas nama Muhammad Zaky Islami Rasya yang berusia 15 tahun 8 bulan diterima di Prodi Kedokteran.
Mengenai prodi favorit tidak jauh berbeda dari tahun lalu, yakni Bidang Sains Teknologi (Saintek) ditempati Prodi Kedokteran, Farmasi, dan Teknik Bidomedis. Sementara sosial humaniora ditempati Prodi Psikologi, Komunikasi, dan Ilmu Komunikasi.
“Kepada peserta yang diterima untuk segera melakukan daftar ulang,” jelas dia.
Rektor juga menekankan bahwa Unair tidak melakukan pungutan biaya di luar biaya resmi yaitu Uang Kuliah Tunggal (UKT).