Jatim
Kamis, 24 Juni 2021 - 19:10 WIB

Titik Nol KM Dibangun, Lalu Lintas di Kawasan Tugu Madiun Terdampak

Abdul Jalil  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arus lalu lintas di perempatan tugu Kota Madiun terdampak pembangunan titik nol kilometer, Rabu (23/6/2021). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN — Pemerintah Kota Madiun mulai membangun titik nol kilometer yang ada di kawasan Perempatan Tugu. Lantaran ada proyek pembangunan itu, arus lalu lintas di kawasan tersebut pun terdampak.

Pantauan Madiunpos.com di lokasi, Rabu (23/6/2021) siang, ada pengalihan arus lalu lintas. Kendaraan dari Jl. Panglima Sudirman atau Alun-alun yang hendak menuju ke Pasar Besar atau ke timur harus belok kanan ke Jl. Cokroaminoto.

Advertisement

Sedangkan kendaraan yang dari arah Jl. Pahlawan ke selatan atau Jl. Cokroaminoto harus melewati Jl. Panglima Sudirman atau Pasar Besar Madiun.

Baca juga: Kini Ada Tiga Zona Merah Covid-19 di Jatim, Salah Satunya Ngawi

Wali Kota Madiun, Maidi, mengatakan rekayasa lalu lintas di Perempatan Tugu dilakukan selama proses pembangunan titik nol kilometer. Pembangunan titik nol kilometer ini diharapkan bisa menjadi ikon Kota Madiun.

Advertisement

“Pembangunan itu membutuhkan pengorbanan. Jadi, saya berharap masyarakat bersabar dulu. Ini terganggu sementara tetapi untuk keindahan selamanya,” kata dia.

Maidi menegaskan tugu lalu lintas lawas tidak dihilangkan dalam pembangunan ini. Justru semakin dipercantik. Nantinya kawasan tersebut akan beralaskan batu alam dengan desain berbentuk bintang.

Baca juga: Waduh! Pasien Covid-19 di Kota Blitar Kabur Dari Rumah Sakit

Advertisement

Di tengah simbol bintang itu akan ditambahkan tugu penanda. Tugu penanda tersebut berada tepat di sebelah utara tugu lampu lalu lintas yang telah berdiri kokoh.

Maidi berharap masyarakat tidak mudah terpancing dengan oknum-oknum yang hanya mengedepankan ego pribadi. Sebaliknya harus membuka wawasan dengan memahami terlebih dahulu maksud, tujuan, dan manfaat dari pembangunan tersebut. Dia menyampaikan membuka pintu kritik, saran, dan masukan dari masyarakat.

“Ibarat membangun rumah, jangan ngomong bocor kalau atapnya memang belum jadi. Silakan beri masukan kalau memang bocor, tetapi setelah atapnya jadi nanti,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif