Jatim
Jumat, 14 September 2018 - 18:05 WIB

Tim Destana Lereng Gunung Lawu Bersiaga Antisipasi Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><span><strong>Madiunpos.com, NGAWI</strong> — Mendekati musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menggelar simulasi tanggap bencana di wilayah rawan banjir guna mengedukasi masyarakat dalam hal penanganan bencana alam.</span></p><p><span>Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Ngawi Suyanto mengatakan simulasi digelar di Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Ngawi, yang merupakan daerah&nbsp;</span><a href="http://madiun.solopos.com/read/20180913/516/939412/usai-lakukan-ritual-di-puncak-lawu-1-pendaki-cedera" title="Usai Lakukan Ritual di Puncak Lawu, 1 Pendaki Cedera"><span>langganan banjir</span></a><span>&nbsp;akibat Sungai Bengawan Madiun yang meluap.</span></p><p><span>"Simulasi ini untuk mengantisipasi timbulnya banjir besar pada musim hujan mendatang. Hal itu menyusul kondisi alam dan hutan saat ini yang semakin parah," ujar Suyanto kepada wartawan, Rabu (13/9/2018).</span></p><p><span>Selain simulasi, pihaknya juga menyiagakan tim desa tanggap bencana (Destana) untuk penanganan dan kesiapsiagaan dalam mengevakuasi korban bencana.</span></p><p><span>Suyanto menambahkan selain&nbsp;</span><a href="http://madiun.solopos.com/read/20180913/516/939457/cemoro-sewu-magetan-ditutup-pada-1-sura-pedagang-gigit-jari" title="Cemoro Sewu Magetan Ditutup pada 1 Sura, Pedagang Gigit Jari"><span>antisipasi bencana</span></a><span>&nbsp;banjir, pihaknya juga menyiagakan tim Destana di daerah lereng Gunung Lawu.</span></p><p><span>Hal itu untuk mengantisipasi potensi terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor di lereng Lawu yang hutannya rusak parah akibat kebakaran.</span></p><p><span>Dia meminta warga yang tinggal di lokasi rawan bencana, khususnya di daerah aliran sungai dan lereng Gunung Lawu, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana.</span></p><p><span>"Terlebih saat musim hujan mendatang. Kewaspadaan harus mulai diajarkan sedari dini, agar pada saat terjadi bencana tidak panik dan mampu bertindak dalam kondisi darurat," katanya.</span></p><p><span>Suyanto menambahkan pengetahuan tentang kesiapsiagaan dan&nbsp;</span><a href="http://madiun.solopos.com/read/20180912/516/939211/ini-makna-tradisi-larungan-di-telaga-ngebel-ponorogo" title="Ini Makna Tradisi Larungan di Telaga Ngebel Ponorogo"><span>penanganan bencana</span></a>&nbsp;<span>sangatlah penting. Sebab, semakin tinggi kesadaran masyarakat dalam antisipasi dan penangulangan bencana, maka semakin minim jumlah korban yang diderita.</span></p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif