SOLOPOS.COM - Section Head Communication Relation Patra Niaga Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Taufiq Kurniawan di SPBU Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, Senin (2/10/2023). Pipa Pertamax dari tangki pendam ke dispenser terjadi kebocoran sehingga merembes hingga sumur warga. ANTARA/ Asmaul

Solopos.com, KEDIRI — Penyebab tercemarnya air sumur milik 14 warga di RT 005/RW 002, Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, akhirnya terungkap. Ternyata, air sumur warga tercemar bahan bakar minyak (BBM) dari tangki pendam di SPBU Tempurejo.

Sumur milik 14 warga yang airnya tersebut sebelumnya ditutup untuk dilakukan penelitian. Setelah ada kebocoran pipa, sumur yang sebelumnya ditutup itu kemudian dibuka kembali.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dari hasil pressure test di SPBU Tempurejo, PT Pertamina menemukan ada kebocoran di pipa Pertamax dari tangki pendam ke dispenser SPBU.

Kepala Humas Pertamina atau Section Head Communication Relation Patra Niaga Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus), Taufiq Kurniawan, mengatakan tim independen yang telah diminta untuk melakukan pemeriksaan di lokasi SPBU telah menemukan indikasi kebocoran.

“Pada Sabtu [30/9/2023] pagi kami sampaikan bahwa pada saat dilakukan pengujian pressure test dan pneumatic test untuk pipa Pertamax dari tangki pendam ke dispenser itu terdapat perubahan tekanan yang mengindikasikan adanya rembesan di situ,” katanya di Kediri, Senin (2/10/2023).

Dia mengatakan mengenai penyebab dan juga lokasi titik pastinya rembesan tersebut saat ini masih dalam tahap penelusuran oleh pihak ketiga independen yang telah ditunjuk bersama dan disepakati warga saat itu.

“Kami juga lakukan proses lebih lanjut untuk menemukan titiknya itu di mana dan penyebabnya oleh tim independen yang disepakati warga. Paralel kami juga musyawarah dengan warga. Pertamina sebagai perusahaan sudah dari menginstruksikan ke SPBU dan semua pihak terkait untuk menjalankan prosedur yang ditentukan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM terkait penanganan insiden serupa,” katanya yang dikutip dari Antara.

Pihaknya juga telah menginstruksikan SPBU untuk tutup sementara selama proses uji ini. Warga yang terdampak juga diberikan bantuan air bersih dan air minum.

Sesuai dengan SOP, lanjutnya, SPBU selalu melakukan pengecekan berkala setiap empat tahun sekali. Namun kejadian tersebut terjadi sebelum waktu pengecekan.

“Ini nanti pengurasan dulu. Kami pastikan betul-betul tidak ada yang tercampur minyak dengan air. Kami juga akan menawarkan ke warga, kesediaan untuk titik baru dan sebagainya. Kami komitmen penuh, kalau bisa tangani warga sebaik mungkin seperti sedia kala,” ujarnya.

Dia belum bisa memastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan selama proses pemeriksaan itu. Yang jelas untuk saat ini, kata dia, dilakukan pemeriksaan di tangki dan paralel membersihkan sumur warga.

Sementara itu, Pemilik SPBU Tempurejo, Arif Mintojo, mengatakan pihaknya akan menyuplai kebutuhan warga, terutama air.

“Kami minta maaf ke warga Tempurejo yang terdampak. Untuk ke depannya SPBU akan koordinasi dengan warga setempat,” katanya.

Lurah Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Oryza Mahendrajaya, mengapresiasi komitmen dari perusahaan SPBU untuk memperbaiki kebocoran tersebut.

“Alhamdulillah sudah ada upaya untuk menanggulangi, memperbaiki yang ada kebocoran itu. Warga tetap berkomitmen supaya air tanah kembali seperti semula,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya