SOLOPOS.COM - Ilustrasi kambing (australianboergoat.com.au)

Ternak kambing di Jatim terdesak kebutuhan pasar sehingga kambing perah pun dipaksakan menjadi pedaging.

Madiunpos.com, MALANG — Peternak kambing dan domba di Jawa Timur masih cenderung memaksa hewan ternak kambing perah menjadi pedaging akibat tingginya kebutuhan pasar atas daging kambing.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Martinus Alexander, Ketua Himpunan Peternak Domba-Kambing Indonesia Dewan Pimpinan Daerah Jawa Timur (HPDKI DPD Jatim), mengatakan jumlah populasi hewan ternak kambing dan domba di Jatim diperkirakan mencapai 4 juta ekor. “Dari jumlah itu tidak sedikit jenis kambing perah seperti Etawa yang seharusnya diambil susunya untuk memenuhi kebutuhan daging dipaksakan menjadi kambing pedaging,” kata Alexander, Selasa (27/1/2015).

Sebetulnya ada kambing pejantan asal Australia, yakni Boer, yang sangat tepat untuk pengembangbiakan kambing pedaging. Hanya saja, kambing jenis ini masih belum banyak digunakan sebagai pejantan oleh peternak di Jatim.

Salah satu alasannya adalah harga kambing Boer yang relatif mahal, yakni mencapai Rp20 juta per ekor. Sehingga pola pengembangbiakan di tingkat peternak masih cederung berjalan seadanya.

“Peternak masih banyak yang beranggapan kambing Jawa biar kawin dengan sendirinya dengan sesama kambing Jawa,” jelas dia.

Kawin Boer Tinggi
Arif Hidayat, Bendahara DPDKI DPD Jatim, mengatakan jika menggunakan kambing Boer untuk pejantan, satu ekornya mampu mengawini 20 ekor kambing Jawa atau 1:20. Dengan begitu jika kambing yang akan bunting minimal 50%-nya maka akan diperoleh 10 ekor anakan dalam 150 hari.

Karena kambing Boer atau Bur ini memiliki kemampuan kawin yang tinggi. Bahkan dalam sehari kemampuan kawinnya seolah tidak pernah berhenti. Sehingga cocok untuk meningkatkan kebutuhan produksi dalam mendukung upaya swasembada daging 2015.

“Sejumlah daerah di Jatim, di antaranya Batu, Bojonegoro, Tuban, dan Jember sudah menerapkan kandang kambing Burja (Boer-Jawa). Harapannya peternak di Jatim bisa melakukan hal yang sama,” ujarnya.

Karena itu sebagai upaya untuk meningkatkan populasi kambing dan domba di Jatim HPDKI Jatim telah menyosialisasikan kandang Burja kepada dewan pimpinan cabang (DPC) HPDKI maupun dinas peternakan se-Jatim di Batu, akhir pekan lalu. Harapannya pola beternak kambing dan domba peternak di Jatim bisa berlangsung secara komprehensif yang meliputi aspek pemuliabiakan, reproduksi, recording, nutrisi, tata kelola, kesehatan hewan, serta ekonomi produksi dan pemasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya