SOLOPOS.COM - Ilustrasi tikus (nhs.uk)

Solopos.com, TULUNGAGUNG — Seorang warga di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dilaporkan meninggal dunia karena penyakit leptospirosis. Warga ini akhirnya meninggal dunia lantaran terlambat mendapat pertolongan medis.

“Korban tidak dibawa ke dokter sehingga terlambat penanganan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmat, Jumat (11/11/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Rokhmat menyampaikan penyakit leptospirosis ini sempat dinyatakan hilang di Tulungagung. Kasus terakhir di daerah ini diidentifikasi pada 2019 di Desa Bono dan Ngranti, Kecamatan Boyolangu. Setelah dilakukan penanganan serius, kasus leptospirosis tidak lagi ditemukan.

Bakteri leptospira juga tak ditemukan pada hewan tikus liar di lingkungan permukiman maupun yang sudah menjangkit pada manusia.

Kasus kematian warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut yang meninggal akibat leptospirosis kali ini disebut sebagai kasus baru setelah sebelumnya dinyatakan reda.

Baca Juga: Cerita Pemilik Pabrik di Madiun Tagih Janji Jokowi Beli 1.000 Unit Alsintan

“Korban sudah mengalami gejala leptospirosis sejak Minggu [30/10/2022], namun keluarganya tidak tahu [bahwa itu penyakit leptospirosis]. Dianggap penyakit biasa sehingga tidak segera dibawa ke dokter,” katanya.

Kasus ini baru terdeteksi lagi setelah korban yang mengalami pemburukan kondisi klinis dibawa ke RSUD dr. Iskak Kabupaten Tulungagung.

Dokter yang menanganinya melihat gejala yang dialami korban, seperti kulit kuning, mata merah dan nyeri pada tubuh, mencurigai akibat infeksi leptospirosis.

Petugas lalu melakukan uji laboratorium dan hasilnya baru diketahui pada Minggu (6/11/2022).

Baca Juga: Tertimpa Pohon Tumbang saat Berkendara, Ayah Meninggal & Anaknya Alami Luka-Luka

“Saat dibawa ke rumah sakit, gejalanya sudah mengarah ke leptospirosis. Korban segera mendapat penanganan [medis] intensif, namun [kondisinya] terlambat,” ujarnya.

Dia menjelaskan penyakit leptospirosis disebabkan bakteri leptospira. Bakteri ini biasanya dibawa oleh hewan, sehingga dianggap zoonosis atau penyakit menular pada hewan ke manusia.

Bakteri ini bisa dibawa oleh tikus, kucing, anjing, sapi, atau kambing. Saat di hewan, bakteri ini tak menunjukkan gejala apapun. Gejala baru muncul pada manusia yang terkena bakteri ini. Bakteri ini masuk ke tubuh manusia melalui luka, makanan, dan minuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya