Jatim
Kamis, 7 Maret 2024 - 19:40 WIB

Terendam Banjir, Puluhan Hektare Tanaman Padi di Magetan Terancam Gagal Panen

Yoga Adhitama  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Para petani di Desa Campursari, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, yang sedang memanen padi yang ambruk diterjang angin kencang, Kamis (7/3/2024).(Solopos.com/Yoga Adhitama)

Solopos.com, MAGETAN – Puluhan hektare tanaman padi yang siap panen di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terancam gagal panen akibat cuaca buruk yang melanda wilayah itu beberapa hari terakhir.

Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Magetan beberapa hari terakhir membawa malapetaka bagi sebagian petani di wilayah itu. Memasuki musim panen raya dan di tengah tingginya harga beras, mereka harus rela mendapatkan hasil panen yang tidak maksimal lantaran rusak disebabkan bencana Hidrometeorologi berupa banjir dan angin kencang.

Advertisement

Seperti yang dialami oleh sebahian besar petani di Desa Campursari, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan. Puluhan hektare tanaman padi siap panen diterjang angin hingga banyak yang roboh. Akibatnya para petani harus memanen tanaman padinya yang masih hijau.

Salah satunya dialami oleh Sadeno, seorang petani asal Desa Campursari. Padi yang seharusnya panen pada bulan puasa mendatang harus dipanen lebih dini.

Sebab dikhawatirkan jika harus menunggu pada usia panennya, dikhawatirkan padinya membusuk karena tergenang air. Serta hasilnya akan jauh berkurang karena banyak bulir padi yang lepas dari tangkainya.

Advertisement

“Sebenernya belum waktunya panen mas, lihat itu masih hijau. Tapi kalau tidak dipanen nanti hasinya menyusut banyak,” katanya, Kamis (7/3/2024).

Meski demikian, Sadeno mengaku ikhlas meski tanaman padinya rusak saat harga gabah dan beras sedang tinggi-tingginya. Namun, kondisi tanaman padi yang ambruk hampir rata dengan tanah itu membuat masa memanen membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Ya sudah tidak apa-apa mas, memang sudah begitu mau gimana lagi. Alhamdulilahnya harga gabah naik jadi tidak terlalu rugi banyak. Palingan cuman waktu panennya yang lebih lama,” ujarnya.

Advertisement

Selain itu di wilayah Desa Ngelang dan Desa Jajar, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan sebanyak 72 hektare sawah terendam banjir akibat luapan Sungai Ulo. Bahkan ketinggian air berkisar antara 10 sampai 35 sentimeter.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan, Eka Wahyudi, mengatakan banjir itu disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi dan Sungai Bengawan Solo yang kala itu sedang penuh. Jika hujan kembali datang, dikhawatirkan banjir kembali datang dan kembali merendam padi para petani.

“Luapan Sungai Ulo disebabkan oleh kombinasi hujan lebat dan tingginya air Bengawan Solo. Untuk ketinggian air yang merendam sawah warga hingga 35 sentimeter,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif