SOLOPOS.COM - Tanggul sungai yang jebol di Desa Tunggangri Kecamatan Kalidawir., Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (12/11/2021). ( Antara/HO-ANU)

Solopos.com, TULUNGAGUNG — Jebolnya tanggul sungai di Desa Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung, Jatim, membuat puluhan hektare sawah di sana kebanjiran. Bukan hanya itu, luapa air sungai juga menggenangi permukiman warga.

Jebolnya tanggul sungai dipicu hujan deras. Akibat banjir tersebut, aktivitas perekonomian di beberapa desa di Kalidawir nyaris lumpuh total.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jalan-jalan terendam banjir hingga setinggi pinggang. Tak sedikit pula rumah yang ikut terendam. Bahkan kebun dan persawahan lebih parah lagi. Namun air bah cepat surut seiring aliran air ke dataran yang lebih rendah sebelum kembali ke aliran sungai kembali surut.

“Data sementara ada 42 hektare sawah yang terendam,” kata Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana UPSDA I Brantas, BBWS Brantas Junaedi di Tulungagung, Jumat (12/11/2021).

Baca Juga: Cari Tanah Uruk, Warga Tuban Temukan 26 Mortir

Banjir bandang itu sendiri dipicu tanggul sungai yang membelah Desa Tunggangri jebol selebar hamir 9 meter. Akibatnya, air yang digelontor dari area pegunungan yang mengalami hujan deras ke daerah dataran seperti Desa Tunggangri membeludak hingga melampaui kapasitas tampung sungai.

Belum ada rincian pasti areal persawahan yang rusak terendam banjir. Pihak Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Tulungagung sampai saat ini masih melakukan pendataan.

Namun jika mengacu data awal dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana UPSDA I Brantas, BBWS Brantas, data sementara ada 42 hektar sawah yang terdampak.

“Mayoritas berupa tanaman jagung. Kalau yang belum berbuah, pasti gagal panen,” kata Junaedi.

Baca Juga: Air Sungai Meluap, Dua Desa di Pacitan Diterjang Banjir

Selain di Desa Tunggangri, air juga menggenangi lahan pertanian di Desa Jabon Kecamatan Kalidawir yang letaknya bersebelahan.

Seorang petani, Karim, 60, harus membabat tanaman jagung miliknya karena mati diterjang air. “Sebenarnya sudah dari seminggu lalu hujan terus. Tapi baru semalam banjir besar,” ujarnya.

Karim menunjukan buah jagung miliknya yang masih muda atau biasa disebut dengan istilah janten dalam bahasa Jawa. Padahal tanaman jagung miliknya sudah berusia 70 hari, dan kurang 30 hari untuk bisa dipanen.

Lantaran masih muda, tanaman jagung itu dimanfaatkan untuk pakan sapi.

“Sudah tidak bisa dimanfaatkan sama sekali selain pakan sapi. Kalau yang sudah isi, meski belum tua masih bisa dipanen,” ujar Karim.

Baca Juga: 577 Rumah di Jember Terdampak Banjir dan Tanah Longsor

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Suprapti, masih mendata kerusakan tanaman milik petani. Dari laporan sementara, kerusakan terbesar adalah tanaman jagung. “Nanti jika sudah selesai akan kami sampaikan. Sekarang petugas masih di lapangan melakukan pendataan,” ujar Suprapti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya