SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan yang rusak diterjang longsor dari tanah retak di Desa/Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (20/11/2022). ANTARA/ HO-BPBD Kabupaten Blitar

Solopos.com, BLITAR — Bencana alam tanah gerak terjadi di Desa/Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Akibatnya satu masjid dan satu rumah di desa tersebut ambruk.

Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto, mengatakan tanah gerak yang terjadi di Desa Binangun mengakibatkan dua bangunan rusak, yaitu Majis Abdul Hadi Muhammadiyah dan rumah marbot masjid.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Untuk bangunan masjid, setengah dari bangunan masjid sudah tertimbun tanah, sedangkan yang rumah marbot, bangunannya tertimbun material tanah,” katanya, Minggu (20/11/2022).

Dia mengatakan saat ini bangunan masjid telah dipasang garis polisi. Warga diimbau tidak melakukan aktivitas di sekitar bangunan, sebab kondisinya masih rawan bencana.

Ivong menuturkan tanah retak di Desa Binangun itu sebenarnya sudah dilaporkan sejak 17 Oktober 2022. Tanah gerak terjadi karena intensitas hujan yang turun cukup tinggi.

Baca Juga: Berikut 5 Konglomerat Surabaya yang Kekayaannya Capai Puluhan Triliun Rupiah

Menurut dia, BPBD Kabupaten Blitar sudah meminta tim dari PVMBG Bandung untuk melakukan kajian terkait dengan tanah retak di kabupaten ini termasuk Desa/Kecamatan Binangun. Tim dari PVMBG datang ke Blitar empat orang dan melakukan kajian pada 30 Oktober 2022 hingga 4 November 2022.

Dari hasil evaluasi PVMBG, disebutkan bahwa di Desa Binangun itu sudah ada retakan tanah yang bentuknya seperti tapak kuda, dengan luasan hingga 1 hektare.

PVMBG juga merekomendasikan bahwa daerah tersebut adalah zona tidak aman, sehingga warga diminta untuk waspada terhadap potensi gerakan tanah.

Dirinya juga menambahkan hasil dari pemantauan PVMBG itu juga terbukti terjadi tanah longsor karena rekahan tanah yang menimpa masjid serta rumah marbot. Bangunan itu ditemukan rusak pada Minggu (20/11/2022) pagi.

Baca Juga: Wisata Bahari Lamongan: Lokasi, Tiket Masuk, dan Wahana Seru di Dalamnya

“Kebetulan yang di Binangun itu lokasi zona tidak aman. Ada beberapa bangunan yakni masjid dan rumah marbot,” kata dia.

Ia juga menambahkan, PVMBG juga memberikan rekomendasi bahwa lokasi itu tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk kegiatan apapun karena terlalu berisiko. Dianjurkan, agar ada relokasi baik permukiman maupun fasilitas umum.

Menurut dia, dari hasil penjelasan PVMB bahwa jika sudah terbentuk rekahan saat hujan turun dengan potensi tinggi, sehingga potensi terjadinya pergerakan tanah masih besar.

“Rekomendasinya adalah relokasi. Kemudian wilayah yang terdampak ditanami pohon tanaman keras tujuannya untuk menghambat pergerakan. Jika sudah ada rekahan tanah ditutup dengan tanah liat yang itu meminimalkan air masuk ke tanah, karena akan memicu tanah gerak,” kata dia.

Baca Juga: Kronologi Muspimnas PMII di Tulungagung Ricuh, Wamenag & Cak Imin Dievakuasi

Pihaknya juga sudah koordinasi dengan tiga pilar di desa termasuk pihak Kecamatan Binangun untuk membantu memberikan sosialisasi kepada warga terkait dengan zona tidak aman.

“Untuk kedaruratnnya kami komunikasi dengan tiga pilar di desa, Muspika Binangun untuk memasang gari polisi. Kami juga imbau warga untuk hati-hati melakukan aktivitas di sana,” kata Ivong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya