SOLOPOS.COM - Pekerja mengoperasikan mesin pengayak kompos di Rumah Kompos, Bratang, Surabaya. (JIBI/Solopos/Antara/Eric Ireng)

Taman Kota Surabaya “disejahterakan” pupuk kompos hasil olahan limbah pasar setempat.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya mengklaim mampu menghemat biaya pemeliharaan taman atau ruang terbuka hijau (RTH) setempat hingga Rp2 miliar/tahun dengan memanfaatkan limbah pasar yang diolah menjadi pupuk kompos.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya Chalid Buchari menjelaskan pupuk kompos hasil olahan limbah pasar itu digunakan untuk mendukung kesuburan tanah taman kota, jalur hijau, dan tanah di perkampungan milik warga. Pupuk kompos itu diproduksi di rumah kompos milik Pemkot Surabaya.

“Pupuk kompos ada dua jenis, yakni padat dan cair. Setiap hari bahan pupuk kompos didapat dari limbah pasar yang diangkut dengan mobil compactor, kemudian dipilah di Superdepo Sutorejo, dan sampah organiknya dijadikan pupuk di rumah kompos. Sedangkan sampah anorganiknya beberapa diolah di bank sampah,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Surabaya, Rabu (7/10/2015).

Chalid Buchari menjelaskan dengan melakukan pemilahan limbah pembuangan di Superdepo Sutorejo, dan pengolahan sampah organik di rumah kompos, maka bank sampah bisa mendapat keuntungan antara Rp150 juta/bulan-200 juta/bulan. “Bahkan pasar bisa menghemat biaya operasional terkait limbah hingga 50% karena limbah tidak masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Keputih,” katanya.

Dia menambahkan, pengolahan limbah organik yang dilakukan DKP setiap hari mampu menghasilkan 1.000 liter pupuk kompos cair dan 15 m3 pupuk kompos padat. “Dengan begini kami juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk,” simpulnya.

Adapun rumah kompos yang berada di Bratang tersebut setiap hari disuplai bahan pupuk yang antara lain berupa limbah pasar oleh 10 unit truk armada DKP Surabaya. Bahan pupuk kompos tersebut diperoleh dari tujuh pasar besar yang bekerja sama dengan DKP Surabaya dan dari Pasar Induk Osowilangun. Limbah pasar itulah yang selanjutnya “menyejahterakan” taman kota Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya