Jatim
Senin, 7 September 2020 - 21:45 WIB

Tak Mau Ngemis Jadi Alasan Mbah Riyem Jalan Kaki Berjualan Kerupuk

Abdul Jalil  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penjual kerupuk lempeng, Riyem, menggendong keranjang berisi kerupuk di Jl. Prambanan, Kota Madiun, Rabu (2/9/2020). (Abdul Jalil/Madiunpos.com)

Solopos.com, MADIUN – Mbah Riyem berjualan kerupuk dengan berjalan kaki sejak puluha tahun lalu. Tidak mau meminta-minta menjadi alasannya tetap berjualan di usianya yang sudah senja.

Nenek-nenek berusia 80 tahun itu merupakan warga Jl. Gajah Mada, RT 001, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Madiun. Setiap hari dia menjajakan kerupuk lempeng di Jl Prambanan, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun

Advertisement

Terungkap! PKL Malioboro yang Positif Covid-19 Layani Pembeli Saat Libur Panjang Tahun Baru Islam

“Ya bersyukur diberi kesehatan, jadi bisa berjualan. Saya tidak pernah meminta-minta,” kata Riyem saat berbincang dengan Madiunpos.com.

Mbah Riyem bercerita dirinya sudah berjualan kerupuk sejak tahun 1969. Sejak awal selalu berjualan kerupuk dengan keliling berjalan kaki. Pernah suatu waktu, ia beralih berjualan nasi pecel di kios. Tetapi baru sepekan, ia tidak tahan dan beralih berjualan kerupuk keliling lagi.

Advertisement

Mbah Riyem ini sudah sejak tahun 1970-an menjanda ditinggal cerai suaminya. Sejak itu, ia berkomitmen tidak menikah lagi hingga sekarang. Dia pun tidak dikaruniai seorang anak oleh Tuhan. Jadilah ia hidup sebatang kara.

Ditabung

Dia menuturkan uang yang dihasilkan dari berjualan ditabung untuk kebutuhan harian. Selain itu, sisanya ditabung untuk persiapan kalau nanti meninggal dunia. Sehingga saat meninggal dunia tidak merepotkan orang lain.

“Uangnya digunakan celengan nanti kalau meninggal. Buat sangu,” kata dia.

Advertisement

Riyem bersyukur selama ini diberi kesehatan oleh Tuhan sehingga bisa terus berjualan mencari rezeki. “Tidak pernah sakit parah sampai di rumah sakit. Biasanya cukup beli obat,” katanya yang menyebut tidak memiliki ramuan khusus untuk sehat.

Pilkada Solo 2020: Besok, Bajo& Gibran-Teguh Jalani Tes Kesehatan di RSUD Moewardi

Untuk kebutuhan hidup, biasanya ada saja orang dermawan yang memberi makan. Sehingga uang hasil jualannya bisa ditabung. Dia menjual kerupuk lempeng juga dengan harga murah yakni Rp5.000 untuk 23 lembar kerupuk.

Seorang pembeli, Fitri, menuturkan sering membeli kerupuk yang dijual Mbah Riyem. Dia mengaku salut dengan kegigihan Mbah Riyem yang sanggup berjualan meski sudah renta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif