Jatim
Senin, 18 April 2022 - 22:17 WIB

Tak Mau Dijodohkan Orang Tua, Alasan Pria Madiun Lakukan Begal Payudara

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pelaku begal payudara saat menjalani pemeriksaan di Polres Madiun. (Istimewa/Polres Madiun)

Solopos.com, MADIUN — Tim penyidik dari Satreskrim Polres Madiun, Jawa Timur, masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku begal payudara bernama Wisnu Dwi Ananda.

Kasatreskrim Polres Madiun, AKP Ryan Wira Raja Pratama, mengatakan pengakuan dari pelaku melakukan aksi begal payudara ini karena ada permasalahan keluarga. Menurut pengakuan, pelaku melakukan tindakan amoral itu karena hendak dijodohkan oleh orang tuanya.

Advertisement

“Pelaku ini mau dijodohkan [dengan perempuan] oleh orang tuanya. Pelaku tidak mau. Akhirnya melakukan tindakan itu [begal payudara],” jelas dia, Senin (18/4/2022).

Pelaku yang merupakan karyawan swasta itu melakukan aksi begal payudara sebagai bentuk protesnya terhadap keinginan orang tuanya tersebut.

Advertisement

Pelaku yang merupakan karyawan swasta itu melakukan aksi begal payudara sebagai bentuk protesnya terhadap keinginan orang tuanya tersebut.

Baca Juga: Pelaku Begal Payudara di Madiun Dibekuk, Begini Modusnya

“Sejauh ini keterangan dari pelaku memang ingin menghindari perjodohan yang dilakukan orang tuanya,” ujar Ryan.

Advertisement

Untuk modus operandi, lanjutnya, pelaku biasanya telah memilih target kemudian membuntuti korban. Kemudian, setelah berada di tempat yang sepi, pelaku berpura-pura bertanya alamat kepada korban.

Saat bertanya itu, pelaku langsung memegang payudara korban dan langsung melarikan diri.

Baca Juga: Pelaku Begal Payudara di Madiun Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara

Advertisement

Sampai saat ini, jumlah korban yang melapor ke aparat kepolisian pun bertambah. Dari sebelumnya lima orang, kini bertambah menjadi tujuh orang. Sebagian besar korbannya merupakan anak di bawah umur.

“Korbanya bertambah tujuh orang. Ini mungkin masih bisa bertambah lagi,” jelasnya.

Mengenai apakah ada kelainan seksual di tubuh pelaku, Ryan menegaskan untuk menjawab pertanyaan itu perlu ada pemeriksaan psikologis.

Advertisement

“Nanti kami akan datangkan psikolog untuk mengetahui kondisi kejiwaan pelaku,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif