Jatim
Selasa, 29 November 2022 - 15:43 WIB

Tak Hanya Satai, Ini 3 Rekomendasi Kuliner Khas Ponorogo

Aghniya Fitrisna Damartiasari  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Es Cao terbuat dari janggelan atau cincau hitam khas Ponorogo (ponorogo.go.id)

Solopos.com, PONOROGO–Ponorogo memang dikenal dengan kuliner khasnya berupa satai/sate.  Namun, tak hanya satai/sate, Ponorogo ternyata memiliki daftar kuliner khas lainnya yang dapat Anda cicipi saat bertandang ke sana.

Berikut rekomendasi kuliner khas Ponorogo selain satai/sate yang berhasil dirangkum Solopos.com dari berbagai sumber:

Advertisement
  1. Pecel Ponorogo
Pecel khas Ponorogo, memiliki rasa yang dominan gurih dan pedas (ponorogo.go.id)

Letaknya yang berdekatan dengan Madiun, membuat Ponorogo juga dikenal dengan kuliner pecelnya.

Sebelumnya, seporsi pecel Ponorogo berisikan sayuran hijau seperti bayam, kenikir, kacang panjang, bunga turi, taoge, dengan lalapan berupa ketimun, kemangi, dan petai cina.

Advertisement

Sebelumnya, seporsi pecel Ponorogo berisikan sayuran hijau seperti bayam, kenikir, kacang panjang, bunga turi, taoge, dengan lalapan berupa ketimun, kemangi, dan petai cina.

Sayuran tersebut kemudian disiram dengan sambal pecel khas Ponorogo yang memiliki rasa gurih dan pedas. Sambal pecel khas Ponorogo dikenal memiliki aroma dan rasa daun jeruk yang lebih terasa dibandingkan dengan sambal pecel Madiun.

Biasanya, pecel khas Ponorogo disajikan di atas daun jati sehingga memiliki aroma khas yang lebih nikmat.

Advertisement

Namun, selain tempe, para penjual pecel Ponorogo biasanya menyediakan bermacam jenis lauk sebagai pilihan untuk Anda seperti bakwan, lentho, ikan wader, peyek, dan lain sebagainya.

  1. Dawet Jabung
Dawet Jabung, minuman khas Ponorogo yang memiliki mitos dibalik penyajiannya (youtube/Cerita Rasa)

Kenyang menyantap seporsi pecel pasti Anda butuh yang sesuatu yang segar, bukan? Ponorogo mempunyai minuman khas yang disebut dengan Dawet Jabung.

Nama Jabung diambik dari sebuah desa, yakni Desa Jabung yang berada di Kecamatan Mlarak, yang terletak di daerah penghubung Ponorogo-Jetis-Trenggalek.

Advertisement

Masih dilansir dari ponorogo.go.id, Dawet Jabung biasa disajikan di dalam sebuah mangkok berukuran kecil. Semangkok dawet berisikan cendol yang terbuat dari tepung aren, tape ketan, gempol atau bola-bola yang terbuat dari tepung beras, kemudian diberi kuah santan serta gula aren sebagai pemanisnya.

Yang membedakan, larutan gula aren tersebut ternyata diberi sedikit garam untuk menambah cita rasanya, lo. Bisa Anda bayangkan, rasa gurih dari santan bercampur manisnya gula aren tentu menjadikan cita rasa dawet Jabung begitu menggugah selera.

Menariknya terdapat mitos dibalik sajian kuliner khas yang satu ini.

Advertisement

Dilihat dari kanal youtube Cerita Rasa, penjual dawet Jabung biasanya akan menyajikan mangkok dawet di atas sebuah lepek atau piring kecil. Namun, dalam proses penyajiannya, pembeli tidak boleh mengambil lepek tersebut, melainkan cukup mangkok berisi dawetnya saja. Mitos yang beredar, jika ada yang mengambil lepek dari tangan penjualnya, maka Ia wajib menikahi penjual tersebut.

  1. Janggelan
Es Cao terbuat dari janggelan atau cincau hitam khas Ponorogo (ponorogo.go.id)

Untuk Anda yang tak bisa mengkonsumsi santan, tak kalah segar dengan dawet Jabung, Ponorogo memiliki janggelan yang bisa dikreasikan menjadi Es Cao. Janggelan atau cincau hitam merupakan makanan sejenis agar-agar berwarna hitam yang terbuat dari daun janggelan.

Segelas Es Cao biasanya berisikan potongan janggelan, kemudian sirup manis, air, dan es batu untuk menambah kenikmatannya. Janggelan juga dapat dijadikan sebagai campuran Es Campur maupun Es Teler.

Sentra produksi janggelan berasal dari wilayah Ngrayun, Ponorogo. Digadang-gadang janggelan merupakan makanan dengan kandungan serat terbaik nomor dua di dunia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif