Jatim
Kamis, 6 Mei 2021 - 18:45 WIB

Tak Bisa Berenang, Pelajar di Ponorogo Tewas Tenggelam di Sungai

Abdul Jalil  /  Arif Fajar Setiadi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jenazah Joko Nugroho, 14, siswa yang tenggelam di Sungai Pandan, Rabu (5/5/2021). (Istimewa/Polres Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO -- Seorang pelajar kelas IX SLTP di Kabupaten Ponorogo tewas terbawa arus Sungai Pandan yang tiba-tiba pasang, Rabu (5/5/2021) sore. Siswa yang tewas terbawa arus sungai itu bernama Joko Nugroho, 14, warga Desa Nglurup, Kecamatan Sampung, Ponorogo.

Kapolsek Sampung, Iptu Sumarsono, mengatakan sebelum kejadian nahas terjadi, korban bersama temannya Rivan sedang asyik memancing ikan di Sungai Pandan pada Rabu pukul 13.00 WIB. Selanjutnya, sekitar pukul 16.00 WIB, Joko Nugroho bersama dengan temannya hendak pulang. Tetapi, korban kemudian memutuskan tidak langsung pulang, tetapi terlebih dahulu mandi di sungai.

Advertisement

Saat sudah menceburkan diri ke sungai, tiba-tiba air pasang dan pelajar di Ponorogo itu terbawa arus sungai yang sangat deras. Korban yang tidak bisa berenang akhirnya tenggelam di kedung sungai.

Baca juga: Polisi Temukan Petunjuk Terkait Kasus Pembakaran Perawat Cantik di Malang, 2 Saksi Diduga Terlibat

“Melihat temannya tenggelam dan terbawa arus air, Rivan berusaha menolong. Namun, tidak berhasil karena dirinya juga tidak mahir berenang,” jelas dia.

Advertisement

Selanjutnya, Rivan berteriak meminta pertolongan. Warga yang ada di sekitar sungai pun mendengarnya dan kemudian menuju ke lokasi kejadian pelajar Ponorogo yang tenggelam.

Warga berusaha mencari dengan menyisir sungai dan selang satu jam kemudian korban berhasil ditemukan di dalam kedung sungai dalam kondisi meninggal dunia.

Baca juga: Tepergok Curi Tabung Gas di Rumah Makan, Pria Ponorogo Kabur Tapi Akhirnya Tertangkap

Advertisement

“Warga kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Sampung. Bersama tim identifikasi Polres Ponorogo dan petugas medis Puskesmas Sampung melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah pelajar tersebut,” jelas Sumarsono.

Dari hasil virum luar, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan penyebab kematian murni karena korban tenggelam di sungai.

Dari keterangan pihak keluarga pelajar di Ponorogo tersebut, korban sejak kecil menderita sakit gagal ginjal dan sejak setahun terakhir melakukan cuci darah dua kali dalam sepekan.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif