Suran Agung digelar lancer warga SH Winongo.
Kegiatan tahunan Suran Agung di Padepokan Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo, Jl. Doho No. 123, Kelurahan Winongo Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Minggu (15/10/2015) pagi, berlangsung meriah tanpa insiden berarti. Selama ini, aktivitas tradisional pesilat, baik 1 Sura maupun Suran Agung identik dengan suasana mencekam akibat perseteruan antarperguruan pencak silat.
Sayangnya, Suran Agung itu digelar tanpa kehadiran pesilat SH Winongo dari luar Kota Madiun. Dengan meminta kesepakatan dengan 11 perguruan pencak silat yang berpusat di Madiun, polisi memang membatasi 1 Sura maupun Suran Agung di Kota Madiun hanya untuk insan pencak silat Kota Madiun. Warga perguruan yang berdomisili di luar Madiun dan bermaksud merayakan tradisi tahunan di pusat perguruan mereka dihalau.
Pos-pos pengamanan didirikan di wilayah perbatasan, Polisi dibantu aparat dari instansi samping melakukan razia dan sweeping untuk penyekatan warga dari luar Madiun masuk kota. Ratusan pengendara sepeda motor dihalau karena pengendaranya ketahuan makai atau membawa seragam perguruan pencak silat tertentu. Bahkan ketahuan pula, ada di antara mereka yang membawa obat diduga berbahaya dan minuman keras.
Meskipun dicemari tindakan tak terpuji sebagian pesilat, secara umum Suran Agung berlangsung lancar dan aman. Setelah mengikuti acara di Padepokan, sekitar 4.000 warga Persaudaraan Setia Hati (SH) Tunas Muda Winongo melanjutkan perayaan Suran Agung dengan berkonvoi membuat arak-arakan mengitari jalanan Kota Madiun dan Kabupaten Madiun. Para pesilat SH Winongo itu berkonvoi di jalanan untuk kemudian berpisah menuju tempat tinggal masing-masing.