Solo-Ngawi yang jalurnya melintasi tengah hutan senantiasa gelap saat malam hari sehingga pedagang setempat waswas.
Madiunpos.com, NGAWI – Hampir tidak ada pedagang yang berjualan di tepian jalur jalan Solo-Ngawi pada malam hari. Pedagang hanya berani membuka lapak mulai pagi hingga sore.
Salah seorang pedagang kelapa muda, Umi, 46, mengaku tidak berani berjualan di tepian jalan raya Solo-Ngawi pada malam hari. Menurut dia, suasana di jalur jalan Solo-Ngawi, terutama saat melewati kawasan perkebunan milik Perum Perhutani, sangat gelap pada malam hari.
Umi bukannya takut hantu, melainkan orang jahat. “Jalan Raya Solo-Ngawi gelap gulita pada malam hari, terutama setelah sampai di kawasan perkebunan. Pedagang tidak berani berjualan malam hari. Nanti ada orang macam-macam,” papar Umi saat dijumpai Madiunpos.com saat tengah menunggu barang dagangannya di tepian jalur jalan Solo-Ngawi, Minggu (23/8/2015).
Umi memang belum pernah merasakan atau sebatas menyaksikan tindak kejahatan di sekitar jalur jalan Solo-Ngawi. Meski demikian, dia tetap takut jika menggelar lapak pada malam hari.
Umi berharap pemerintah menyediakan penerangan yang layak di sepanjang jalur jalan Solo-Ngawi itu. “Tidak hanya pedagang, pengguna Jl. Raya Solo-Ngawi pasti lebih nyaman jika dipasang lampu penerangan. Kalau enggak ada lampu, tepian jalan tetap gelap. Pengguna jalan juga pasti enggan berhenti kalau lapak kami tidak nyaman [gelap],” jelas Umi.
Senada dengan Umi, pedagang Kelapa Muda lain, Wahid, 35, mengatakan jarang sekali pedagang berani berjualan di jalan raya Solo-Ngawi pada malam hari. Menurut dia, pedagang takut dengan gangguan yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggungjawab. Wahid menyampaikan rata-rata pedagang hanya menggelar lapak di Jl. Raya Solo-Ngawi hingga pukul 17.00 WIB.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya