SOLOPOS.COM - Sejumlah pemain kesenian jaranan menunggu giliran tampil di Kediri. (JIBI/Solopos/Antara/Arief Priyono)

Seni jaranan khas Kediri diakui perlu dipatenkan, namun Kediri lebih memprioritaskan pakem dan regenerasi.

Madiunpos.com, KEDIRI — Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri mengakui perlunya paten atas jaranan yang merupakan seni pertunjukan khas wilayah itu. Namun, paten gerak seni jaranan harus didukung serangkaian penelusuran sejarah yang melibatkan beragam pihak seperti arkeolog maupun para pelaku sejarah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sejauh ini, kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar, gerak kesenian jaranan dari Kediri belum dipatenkan, sebab masih mencari formulasi gerakan yang tepat. Pementasan akbar yang melibatkan 30 kelompok kesenian jaranan di Kota Kediri bertajuk Gerebek Suro 2015: Jaranan Kota Kediri yang digelar tiga hari sejak Jumat (6/11/2015) malam di bantaran sungai Kali Brantas adalah salah satu cara mencari formulasi gerakan kesenian jaranan Kediri tersebut.

“Kalau soal paten belum final, sebab harus melibatkan arkeologi, sejarah. Ada implikasi kesejarahan yang harus dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Meski mengaku masih menggali formulasi gerakan kesenian jaranan Kediri, Kadisbudparpora Nur Muhyar mengaku yakin kesenian jaranan itu berasal dari Kediri. Dasarnya antara lai tokoh Dewi Songgolangit yang sejatinya Dewi Kilisuci atau Dewi Sekartaji yang berdasarkan catatan sejarah berasal darui Kediri.

Bukan Prioritas
Di sisi lain, Nur Muhyar mengaku pematenan seni jaranan oleh Kediri bukan menjadi fokus utama, karena yang diutamakan justru mencari patokan jelas gerakan untuk dikembangkan. Pemerintah Kota Kediri, tegasnya, terbuka jika daerah lain ingin mengembangkan kesenian jaranan.

Senada, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berharap kesenian dari Kediri ini nantinya mempunyai pakem atau ciri khas tersendiri. “Kalau soal mematenkan itu senimannya, yang jelas kegiatan ini [Gerebek Suro 2015: Jaranan Kota Kediri] nguri-uri, melestarikan sejarah,” ujarnya.

Ia juga meminta atraksi kesenian ini tidak hanya terhenti dengan kegiatan Gerebek Suro 2015: Jaranan Kota Kediri, melainkan terus dikembangkan dan ada proses regenerasi. Ia terus mendorong para seniman, agar mengembangkan kesenain ini dengan lebih baik. “Kami terus dorong supaya lebih maju dan lebih bagus lagi,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya