Jatim
Rabu, 1 Juni 2022 - 22:35 WIB

Semakin Pedas! Harga Cabai Rawit di Madiun Melonjak Rp80.000/Kg

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang di Pasar Caruban Baru, Kabupaten Madiun, menunggu pembeli, Rabu (1/6/2022). (Abdul Jalil/Solopos.com)

Solopos.com, MADIUN — Harga cabai rawit di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, naik tinggi. Saat ini harga cabai rawit mencapai Rp75.000 per kilogram

Seorang pedagang cabai di Pasar Caruban Baru, Lastriani, mengatakan harga cabai rawit dalam beberapa hari terakhir memang naik tinggi. Sebelumnya harga cabai rawit bahkan mencapai Rp80.000 per kg. Kemudian saat ini turun menjadi Rp75.000 per kg.

Advertisement

Dia menuturkan harga cabai rawit ini merangkak naik setelah Idulfitri 2022. Sebelumnya harga cabai rawit hanya Rp20.000 per kg.

“Banyak konsumen yang mengeluh karena kenaikan harga cabai rawit ini. Konsumen juga banyak yang mengurangi jumlah belanjaannya. Biasanya beli setengah kilogram, sekarang cuma beli 1 ons,” jelasnya, Rabu (1/6/2022).

Baca Juga: Edarkan Sabu-Sabu, Driver Ojol di Madiun Digerebek Polisi

Advertisement

Sejak kenaikan harga cabai rawit itu, kata dia, banyak langganannya yang beralih untuk membeli cabai kering. Untuk harga cabai kering ini Rp80.000 per kilogram.

“Meski harganya sama-sama mahal, tapi kalau cabai kering dapatnya lebih banyak. Biasanya yang beli ini pelaku usaha atau warung,” terangnya.

Seorang pembeli, Partini, mengaku kenaikan harga cabai rawit ini sangat memberatkan. Saat ini ia hanya membeli cabai sebanyak 1 ons dengan harga Rp8.000.

Advertisement

Baca Juga: Kronologi Bus Sugeng Rahayu Terguling di Tengah Jalan Madiun-Caruban

“Harganya sekarang mahal. Kalau biasanya beli seperempat kg, karena ada kenaikan ini beli 1 ons,” jelas dia.

Seorang pemilik warung makan di Caruban, Wiyono, menyampaikan sangat mengeluhkan dengan tingginya harga cabai rawit. Meski demikian, ia tetap membeli cabai rawit untuk menjaga kualitas makanan yang dijual. Dia pun harus merelakan mengurangi keuntungan dari jualan makanan.

“Kalau mau diganti merica, ya tidak enak. Ya keuntungannya semakin mepet,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif