Jatim
Rabu, 15 Februari 2017 - 16:05 WIB

Selalu Merugi, Pabrik Gula Kanigoro Madiun Bakal Ditutup

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pabrik Gula Kanigoro di Jl. Kapten Tendean 24, Madiun. (pgkanigoro.blogspot.com)

PG Kanigoro di Madiun bakal ditutup dan petani tebu di Madiun terancam kehilangan mata pencaharian.

Madiunpos.com, MADIUN — Pabrik Gula (PG) Kanigoro yang ada di Jl. Kapt. P. Tendean 24-26 Madiun bakal ditutup oleh pemerintah karena dianggap terus merugi. Puluhan petani tebu di Madiun pun terancam kehilangan mata pencaharian mereka.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Madiun, Mochammad Nadjib, mengatakan rencana penutupan PG Kanigoro saat ini masih dibahas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Untuk kepastian penutupan PG itu diperkirakan diputuskan bulan depan.

Dia menyampaikan penutupan PG Kanigoro ini akan berdampak kepada petani tebu yang selama ini menjual hasil panennya ke PG itu. Lahan kebun tebu di Kabupaten Madiun seluas 600.000 hektare, sedangkan di wilayah Kanigoro ada sekitar 1.000 hektare kebun tebu.

“Kalau dari pemerintah pusat itu menghendaki PG Kanigoro ini ditutup karena selalu merugi. Yang dipikirkan hanya keuntungannya, tanpa melihat dampak yang akan ditimbulkan bagi petani,” kata dia, Selasa (14/2/2017).

Advertisement

Nadjib menyampaikan Pemkab Madiun berharap rencana penutupan PG Kanigoro itu dibatalkan. Saat ini para petani di Madiun sudah telanjur menanam tebu dan siap dipanen pada Mei mendatang.

Lebih lanjut, pada Rabu (8/2/2017), dirinya diundang untuk mengikuti rapat bersama tim verifikasi tingkat Provinsi Jawa Timur yang dihadiri sejumlah stake holder, Koperasi Petani Tebu Rakyat (KPTR), wakil kepala desa, wakil masyarakat, dan wakil dari pedagang tebu.

“Dalam rapat itu sebagian besar menolak penutupan PG Kanigoro. Karena saat ini petani sudah telanjur menanam tebu,” kata Nadjib.

Advertisement

Nadjib dalam rapat itu menyampaikan permintaan agar manajemen dan SDM yang mengelola PG Kanigoro dibenahi. Selain itu, alat-alat produksi di PG itu juga harus diperbarui.

“Jangan langsung ditutup. Tapi kami menyarankan supaya manajemen perusahaan harus diperbaiki dan harus mencari SDM yang profesional,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif