SOLOPOS.COM - Indekos tempat Presiden Soekarno tinggal semasa muda. (Detik.com)

Sejarah Soekarno, preside pertama Indonesia bisa ditelusuri melalui tempat kosnya di Surabaya.

Madiunpos.com, SURABAYA – Rumah sederhana yang pernah menjadi tempat kos Presiden Sukarno di kala muda telah ditetapkan Pemerintah Kota Surabaya sebagai bangunan cagar budaya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Rumah milik tokoh pergerakan bangsa Indonesia Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminto itu kini terawat dengan baik dan bisa dikunjungi.

Penetapan bangunan cagar budaya tersebut berdasarkan SK Walikota Surabaya No 188.45/251/402/1996 No Urut 55 Tahun 2009.

“Oleh keluarga HOS Tjokroaminto diserahkan ke pemkot untuk dikelola, dipelihara dan dirawat untuk kepentingan bangsa,” kata Kabag Humas Kota Surabaya M Fikser, Sabtu (6/6/2015).

Ketua RT 2 RW 4 Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Eko Hadiratno, membenarkan bahwa pemkot telah mengambil alih bangunan tersebut sejak 2008.

Tanda bangunan cagar budaya dari Pemkot Surabaya berupa plakat berwarna kuning keemasan dipasang di dinding bagian depan rumah.

Plakat cagar budaya tersebut juga bertuliskan “Kediaman Pahlawan Nasional Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto sebagai pimpinan Sarekat Islam (SI). Di tempat ini para kader pejuang bangsa digembleng, antara lain Bung Karno yang pernah kos di tempat ini, Jalan Peneleh VII/29-31 Surabaya”.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga memasang papan petunjuk tentang sejarah singkat rumah dan aktivitas semasa itu agar wisatawan yang berkunjung bisa memahami sejarah yang terjadi.

Semasa kos di rumah HOS Tjokroaminto, Sukarno tinggal di lantai atas. Lantai tersebut berukuran 9 x 4 meter. Untuk bisa menuju ke kamar kos Bung Karno, terlebih dahulu naik tangga besi yang berada di bagian belakang rumah.

“Lantai atas kamar kos Pak Karno. Selain kamar kosnya, ruang tersebut juga sering digunakan diskusi dengan aktivis lainnya,” terangnya.

Eko yang mendapatkan mandat untuk menjaga rumah bersejarah itu mengatakan, saat ini siapa pun bisa menggunakan rumah tersebut. Baik kegiatan warga seperti arisan ibu-ibu, rapat RT maupun rapat RW.

Masyarakat umum, juga bisa melihat maupun menjadi tempat diskusi. Bahkan, pada Tahun 2011, digunakan oleh mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya sebagai sekolah kebangsaan terbuka.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun juga mengagendakan setiap tahun pada momen Hari Pahlawan diisi dengan kegiatan sekolah kebangsaan.

“Siapa saja bisa ke sini. Bisa dijadikan sebagai tempat diskusi, asalkan hal yang positif,” tandasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya