SOLOPOS.COM - Pengungsi berkumpul di dalam kelas TK Dharma Wanita yang digunakan sebagai tempat pengungsian sementara di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Rabu (12/4/2023) (ANTARA/HO - BPBD Ponorogp)

Solopos.com, PONOROGO — Ratusan warga di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terpaksa bertahan di tempat pengungsian setelah bencana tenah gerak menerjang hunian mereka beberapa waktu lalu. Ratusan orang yang terdiri atas 43 keluarga itu juga akan melalui Lebaran tahun ini tempat pengungsian.

Mereka masih bertahan di tempat pengungsian karena tempat tinggal mereka yang diterjang tanah gerak sudah tidak layak huni. Sedangkan janji relokasi belum bisa terealisasi dalam waktu dekat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Terpaksa bertahan di pengungsian, sampai hunian baru untuk relokasi selesai dibangun dan siap ditempati,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Surono di Ponorogo, Rabu (12/4/2023).

Pihaknya telah meminta para pengungsi untuk bersabar. Kendati hingga Lebaran tahun ini harus dilalui di posko pengungsian sementara di TK Dharma Wanita Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo.

Surono memastikan Pemkab Ponorogo terus mengupayakan percepatan program relokasi tersebut. Saat ini pemerintah baru menyelesaikan proses administrasi yang diperlukan.

Mulai ke pihak Perhutani, Gubernur Jawa Timur hingga lampiran surat rekomendasi yang diterbitkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung.

“Sebenarnya koordinasi relokasi ini sudah clear, hanya saja surat dari Perhutani belum keluar. Setelah itu, disposisi gubernur baru disiapkan lahannya,” katanya.

Ia memperkirakan pengungsi masih akan bertahan di tenda-tenda pengungsian sekitar dua bulan. Selama itu, proses administrasi ke lintas pemangku kepentingan itu diharapkan sudah rampung dan tahap pembangunan hunian baru bisa secepatnya dikerjakan.

“Sekali lagi, kami berharap warga yang mengungsi ini untuk bersabar, karena akan berlebaran di pengungsian. Insya Allah mereka menerima,” ujarnya.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Ponorogo memilih petak Lunggur Mojo milik Perhutani sebagai lokasi pembangunan huntara yang berjarak dua kilometer dari lokasi tanah retak.

Pemilihan lokasi tersebut setelah mempertimbangkan aspek keselamatan serta akses jalan di tanah seluas 4.000 meter persegi tersebut.

“Nominalnya sekitar Rp2,1 miliar oleh provinsi, akan dibangun 43 unit rumah berukuran 5×7 meter,” kata Surono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya