SOLOPOS.COM - Muhammad Rusdi (tengah), Aremania asal Probolinggo yang terlantar selama kurang lebih 11 hari di Stadion Kanjuruhan, pada saat bertemu dengan sejumlah rekan Aremania dan perwakilan Arema FC, di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (13/10/2022). (ANTARA/Vicki Febrianto)

Solopos.com, MALANG — Seorang Aremania atau suporter Arema FC mengalami trauma setelah peristiwa tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Remaja berusia 17 tahun itu kehilangan tiga orang temannya saat tragedi kemanusiaan itu terjadi pada 1 Oktober 2022.

Lantaran trauma itu, Aremania bernama Muhammad Rusdi tersebut sampai tidak berani pulang ke rumahnya di Kabupaten Probolinggo pascatragedi terjadi. Kisah Rusdi itu kemudian ramai diperbincangan di media sosial.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Rusdi bercerita dirinya berangkat ke Malang untuk menonton pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya bersama tiga temannya.

Namun, saat tragedi pelemparan gas air mata di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan itu selesai, ketiga temannya itu menjadi korban. Tiga temannya termasuk dari 132 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.

Setelah kejadian itu, dia sempat akan pulang ke Probolinggo. Namun, kemudian ia mengurungkan niatnya.

Baca Juga: Total Korban Tragedi Kanjuruhan Malang Sebanyak 754 Orang, Ini Rinciannya

“Saya berangkat bersama teman, namun teman saya sudah tidak ada semua. Saya tidak berani pulang. Teman-teman saya sudah tidak ada,” kata dia, Kamis (13/10/2022).

Atas kisah tersebut, Tim Arema FC memberi perhatian kepada Muhammad Rusdi. Menurut informasi, Muhammad Rusdi merupakan seorang yatim piatu.

Asisten Pelatih Arema FC, Kuncoro, mengatakan Arema baru mengetahui pemudia 17 tahun itu terlantar di area Stadion Kanjuruhan sejak dua hari lalu melalui media sosial.

“Saat dicari, awalnya tidak ditemukan. Tapi kemudian semalam mendapat kabar bahwa yang bersangkutan diantar kawan-kawan Aremania ke pondok. Saya kemudian mengajak pemain untuk menemuinya,” kata Kuncoro di Kabupaten Malang, Kamis.

Baca Juga: Renovasi Stadion Kanjuruhan, Pemkab Malang Ajukan Anggaran Rp580 Miliar

Dia mengaku terenyuh saat mendengar cerita Rusdi yang enggan pulang ke Probolinggi tersebut. Namun, akhirnya dia lega karena Rusdi setuju tinggal di Pondok Pesantren Darul Mustofa di Malang Selatan.

Sejumlah pemain menemui Rusdi, di antaranya kapten tim Johan Ahmat Farizie dan Jayus Hariono.

“Bagi kami, Rusdi sosok yang luar biasa. Ia bukan orang Malang, tapi mau ke Malang untuk melihat Arema FC,” kata Kuncoro.

Baca Juga: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu, Total 132 Orang

Dia menambahkan, Arema FC akan memastikan klub akan terus membantu Rusdi, bukan hanya untuk saat ini saja,  tetapi juga untuk kelanjutan hidupnya di kemudian hari.

“Kami upayakan untuk membantunya, tidak hanya saat ini. Karena bagi kami, ia sudah menjadi bagian dari keluarga Arema FC,” kata Kuncoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya