Jatim
Minggu, 30 Juli 2023 - 20:35 WIB

Ribuan Pesilat Hadiri Suran Agung di Madiun, Ini Pesan Pengasuh PSHW Tunas Muda

Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan pesilat PSHW Tunas Muda menghadiri Suran Agung di Lapangan Winongo, Minggu (30/7/2023). (Tangakapan layar dari YouTube  @mediapusatpshwtmindonesia)

Solopos.com, MADIUN — Ribuan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda menghadiri puncak acara Suran Agung tahun 2023 di Lapangan Winongo, Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (30/7/2023). Dalam gelaran tahunan itu, para pesilat PSHW Tunas Muda diminta untuk kembali meneladani ajaran-ajaran pendiri Setia Hati, Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo.

Terlihat ribuan pesilat dari perguruan silat ini memadati lokasi pusat perayaan Suran Agung. Sejumlah pejabat juga turut menghadiri kegiatan itu, seperti Wali Kota Madiun Maidi, Bupati Madiun Ahmad Dawami, dan sejumlah pejabat dari Forkompimda.

Advertisement

Pengasuh PSHW Tunas Muda Pusat Madiun Indonesia, H. R. Agus Wijono Santoso, menyampaikan para anggota PSHW Tunas Muda harus meneladani dan meneruskan ajaran Eyang Suro yang merupakan pendiri aliran Setia Hati.

Dalam kesempatan itu, Agus menceritakan riwayat hidup Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo secara singkat.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, Agus menceritakan riwayat hidup Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo secara singkat.

“Setiap tahun [saat Suran Agung] kita mengungkap sejarah yang lalu. Ajaran-ajaran Ki Ngabei Ageng Soerodiwirdjo kita ungkap. Namun tidak bermaksud mengkultuskan individu beliau. Tetapi ini untuk mengambil hikmah dari padanya,” kata dia seperti yang dilihat Solopos.com dari akun YouTube resmi PSHWTM Indonesia @mediapusatpshwtmindonesia, Minggu.

Agus menyampaikan aliran Sedulur Tunggal Kecer (STK) lahir pada 1903. Aliran ini lahir pada saat Indonesia dalam kondisi dijajah oleh Kolonial Belanda. Waktu itu, aliran tersebut belum bernama Setia Hati.

Advertisement

“Setia Hati itu tidak hanya mengolah raga, tetapi juga mengolah batin untuk mencapai keluruhan budi, kesempurnaan hidup, kesejahterana lahir batin di dunia maupun di akhirat. Dengan berlatih pencak silat dengan teratur, manusia akan memiliki tubuh yang kuat dan jiwa yang sehat,” jelas Agus.

Dia menegaskan aliran Setia Hati terlepas dari berbagai aliran dan golongan. Selain itu SH juga tidak terafiliasi dengan salah satu partai politik maupun organisasi kemasyaratakan (ormas).

“Setia Hati juga tidak menggabungkan diri pada organisasi kebatinan apapun yang datangnya dari manapun juga. Tetapi patuh dan taat kepada pemerintah,” ungkapnya.

Advertisement

Eyang Soero meninggal dunia pada Jumat Legi 10 November 1944 dan dimakamkan di Kelurahan Winongo. Eyang Soero meninggal dengan meninggalkan warisan berupa ajaran Setia Hati.

Dia berharap generasi muda sebagai generasi pengurus harus bisa mengambil hikmah dari peristiwa sejarah untuk dijadikan suri tauladan dalam berbuat dan bertindak.

“Kepada semua saudara-saudara SH, mari kita meningkatkan iman dan takwa kita kepada Tuhan ikut serta memayu hayuning bawono [membuat dunia menjadi indah]. Dan tidak ingkar terhadap sumpah yang telah kita ucapkan kepada Tuhan semasa kita masuk SH dulu. Sehingga kita tidak menjadi orang-orang munafik,” jelas dia.

Advertisement

Sementara itu, Wali Kota Madiun Maidi menyampaikan apresiasi karena kegiatan Suran Agung ini berjalan lancar meski dihadiri banyak pesilat. Dia melihat dari Ring Road hingga Nglames dipadati banyak kendaraan yang mengantarkan para pesilat. Atas hal itu, ia berpesan kepada para pesilat supaya bisa menjaga diri dan pulang ke rumah masing-masing dengan selamat.

“Kita dua tahun sudah tidak ada event seperti ini. Ini ada kesempatan seperti ini, kita wujudukan dengan aman nyaman dan orang datang ke Madiun kita lindungi keamanannya,” kata dia saat memberikan sambutan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif