Jatim
Sabtu, 22 September 2018 - 00:05 WIB

Ratusan Embung di Bojonegoro Mengering Bikin Warga Bingung

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Madiunpos.com, BOJONEGORO</strong> — Dampak musim kemarau, ratusan embung di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengering. Namun sebagian embung masih terisi air yang bisa dimanfaatkan warga di sekitarnya untuk mencukupi kebutuhan air baku.</p><p>Embung atau cekungan penampung adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air terkait misal <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180921/516/941034/kejurnas-aeromodeling-pertama-digelar-di-lanud-iswahjudi" title="Kejurnas Aeromodeling Pertama Digelar di Lanud Iswahjudi">sungai atau danau</a>.</p><p>Kepala Bidang Air Baku dan Irigasi Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (SDA) Bojonegoro, Sahid, di Bojonegoro, Jumat (21/9/2018), membenarkan banyak embung di daerahnya yang sudah mengering alias tidak ada airnya pada musim kemarau tahun ini.</p><p>Ia memperkirakan dari 501 embung yang tersebar di berbagai desa antara lain di Kalitidu, Baureno, Ngasem, juga kecamatan lainnya, termasuk embung Geomembran yang sekarang ini sudah mengering, jumlahnya sekitar 70 persen.</p><p>"Selama kemarau keberadaan embung sebelum mengering bermanfaat bagi warga, selain untuk memandikan ternaknya juga untuk kebutuhan resapan sumur warga," ucap dia.</p><p>Sahid menerangkan embung di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, hingga sekarang <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180920/516/940956/mta-kabupaten-madiun-tak-memihak-capres-tertentu-dalam-pemilu-2019" title="MTA Kabupaten Madiun Tak Memihak Capres Tertentu dalam Pemilu 2019">airnya masih bisa</a> dimanfaatkan sekitar 200 kepala keluarga (KK) untuk kebutuhan air baku.</p><p>Selain itu, lanjut dia, embung yang masih ada airnya, antara lain di Desa Sekaran, Kecamatan Balen, Gondang, dan kecamatan lainnya.</p><p>"Embung di Bojonegoro sebagian besar menempati tanah kas desa (TKD) juga tanah negara <em>solo vallei werken</em>&nbsp;[SVW]," ucapnya menambahkan.</p><p>Data pada Dinas PU SDA setempat menyebutkan kapasitas embung-embung di daerah setempat berkisar 5.000-10.000 meter kubik/embung.</p><p>Seorang warga Desa Geger, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro, Pairin, menambahkan embung di desanya baru saja mengering sepekan lalu.</p><p>Sebelum itu, banyak warga yang <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180920/516/940921/suran-agung-boleh-digelar-di-kota-madiun-tapi-dilarang-konvoi" title="Suran Agung Boleh Digelar di Kota Madiun Tapi Dilarang Konvoi">memanfaatkan air embung</a> terutama untuk memandikan ternak-ternaknya, seperti sapi dan kambing.</p><p>"Saya biasa memandikan ternak sapi di embung. Kebutuhan air bersih warga tidak memanfaatkan air embung," ucapnya dibenarkan Kepala Desa Geger, Kecamatan Kedungadem, Kamidjo.</p><p>Kamidjo menambahkan di desanya dengan jumlah sekitar 2.300 jiwa, masih ada 118 kepala keluarga (KK) yang kesulitan air bersih pada musim kemarau.</p><p>"Saat ini warga yang kesulitan air bersih memperoleh pasokan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)," tambahnya.</p><p>Data di BPBD Bojonegoro menyebutkan kekeringan melanda 43 desa yang tersebar di 13 kecamatan mengakibatkan 13.382 kepala keluarga (KK) kesulitan air bersih.</p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif