Jatim
Rabu, 12 Agustus 2015 - 09:05 WIB

RASKIN JATIM : Warga Madiun Dijatah 12 Ton Raskin Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga membandingkan beras untuk keluarga miskin (raskin) warna kecokelatan kualitas buruk dengan beras yang dibeli dari pasar di Desa Luworo, Pilangkenceng, Madiun, Jawa Timur, Selasa (11/8/015). Selama dua bulan warga di desa tersebut menerima raskin 15 kg/keluarga dengan kualitas buruk dan tak layak konsumsi, sehingga warga berniat mengembalikan raskin tersebut ke kantor desa untuk diteruskan ke Bulog. (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Raskin Jatim yang didistribusikan bagi warga Madiun rusak.

Madiunpos.com, MADIUN —

Advertisement

11/8 (Antara) – Sejumlah warga Desa Luworo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang menerima jatah raskin menemukan 12 ton beras yang disalurkan dalam keadaan rusak dan tidak layak konsumsi. Raskin Jatim itu berbau apek, kuning, dan kotor.

Salah seorang warga Desa Luworo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun penerima jatah beras Program Beras untuk Keluarga Miskin (raskin) Jatim, Suginem, di Madiun, Selasa (11/8/2015), mengatakan beras yang diterimanya berbau apek, kuning, dan kotor. Kondisi itu membuatnya tidak mau mengonsumsi beras tersebut.

Advertisement

Salah seorang warga Desa Luworo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun penerima jatah beras Program Beras untuk Keluarga Miskin (raskin) Jatim, Suginem, di Madiun, Selasa (11/8/2015), mengatakan beras yang diterimanya berbau apek, kuning, dan kotor. Kondisi itu membuatnya tidak mau mengonsumsi beras tersebut.

“Berasnya tidak layak makan. Selain apek, warnanya juga kuning dan patah-patah. Saat diterima, kami tidak tahu jika kondisi berasnya demikian. Saat dibuka di rumah, ternyata berasnya rusak,” ujar Suginem kepada wartawan.

Menurut dia, raskin Jatim tersebut dibagikan oleh petugas pada tiga hari yang lalu. Saat mengetahui raskinnya tidak layak konsumsi, ia langsung melapor ke perangkat desa setempat.

Advertisement

“Kami ingin beras yang jelek itu diganti. Warga juga sudah melapor ke desa, namun hingga sekarang belum diganti,” ungkap Suginem.

Pembagian Dihentikan

Warga membandingkan beras untuk keluarga miskin (raskin) warna kecokelatan kualitas buruk dengan beras yang dibeli dari pasar di Desa Luworo, Pilangkenceng, Madiun, Jawa Timur, Selasa (11/8/015). Selama dua bulan warga di desa tersebut menerima raskin 15 kg/keluarga dengan kualitas buruk dan tak layak konsumsi, sehingga warga berniat mengembalikan raskin tersebut ke kantor desa untuk diteruskan ke Bulog. (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Advertisement

Kepala Urusan Kesra Desa Luworo, Citra Alifianingsih, mengatakan, dengan adanya temuan 12 ton raskin tidak layak konsumsi tersebut membuat pihak petugas Desa Luworo menghentikan sementara pembagian raskin. “Kami hentikan sementara pembagian raskinnya. Sedangkan raskin yang belum dibagikan ke warga, telah kami kembalikan ke Bulog,” kata Citra.

Ia mengaku, hingga saat ini belum ada beras pengganti dari Bulog Sub Divre IV Madiun yang berwenang dalam distribusi raskin di wilayah Madiun dan Ngawi. Sementara, menanggapi temuan raskin bermutu jelek tersebut, Bupati Madiun Muhtarom meminta Bagian Perekonomian Kabupaten Madiun segera berkoordinasi dengan Bulog setempat.

“Bagian Perekonomian Kabupaten Madiun segera berkoordinasi dengan Bulog Madiun. Tujuannya agar beras yang jelek segera diganti,” katanya.

Advertisement

Sesuai jatah, jumlah warga yang menerima raskin di Desa Luworo mencapai 493 kepala keluarga. Jumlah tersebut terbagi di tiga dusun. Yakni, Dusun Luworo I mendapat jatah 92 kepala keluarga, Dusun Luworo II mendapat 201 kepala keluarga, dan Dusun Peron sebanyak 200 kepala keluarga. Adapun, jumlah raskin yang didistribusikan untuk 493 kepala keluarga tersebut mencapai 14.790 kg setiap bulannya dengan harga Rp1.600/kg.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif