Jatim
Rabu, 8 Mei 2019 - 15:05 WIB

Ramadan, Pengrajin Janggelan Madiun Kebanjiran Order Berkali-Kali Lipat

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Para pembuat janggelan di Kabupaten Madiun kewalahan melayani permintaan janggelan atau cao pada awal Ramadan yang melonjak hingga lima kali lipat.

Warga pembuat janggelan di Desa Jatisari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Rabu (8/5/2019) siang, terlihat masih memproduksi janggelan. Ada enam drum berisi adonan janggelan yang sedang dimasak.

Advertisement

Belasan baskom dan ember berisi janggelan yang masih dalam bentuk cairan didiamkan hingga menjadi membeku. Setelah itu baru bisa dikonsumsi.

Pemilik rumah produksi janggelan di Desa Jatisari, Kasih, 60, mengatakan meningkatnya permintaan janggelan sudah terjadi sejak hari pertama Ramadan. Selama Bulan Puasa ini, ia bisa membuat sampai 10 drum janggelan.

Advertisement

Pemilik rumah produksi janggelan di Desa Jatisari, Kasih, 60, mengatakan meningkatnya permintaan janggelan sudah terjadi sejak hari pertama Ramadan. Selama Bulan Puasa ini, ia bisa membuat sampai 10 drum janggelan.

Padahal, pada hari selain Ramadan hanya membuat maksimal dua drum janggelan. “Ada kenaikan cukup banyak. Ini sampai 10 drum. Satu drumnya itu bisa untuk 18 ember,” kata dia.

Warga RT 018/RW 004, Desa Jatisari, itu menuturkan janggelan buatannya biasanya dijual di berbagai daerah seperti di Pagotan, Dolopo, Sleko, Pasar Besar Madiun, hingga Dungus. Para penjual janggelan di pasar biasanya datang mengambil dagangannya pada pagi hari dan dijual lagi.

Advertisement

Selain itu, jam produksi juga ditambah. Jika biasanya hanya lima jam, selama Ramadan menjadi 19 jam produksi. “Jadi kami kalau istirahat paling saat salat saja. Selain itu ya produksi janggelan dan meladeni pembeli,” ujar dia.

Menurut Kasih, Ramadan memang satu-satunya bulan yang membuat janggelan laku keras dan permintaan meningkat. “Ya ibaratnya Bulan Puasa itu panennya produsen janggelan,” ucapnya.

Namun, ia mengeluhkan sulitnya mencari bahan baku daun janggelan saat ini. Selama ini, ia selalu mengambil daun janggelan dari Ponorogo, Pacitan, hingga Pacitan. Tiga daerah itu yang memiliki petani daun janggelan.

Advertisement

Kondisi itu membuat daun janggelan mengalami kenaikan harga hingga Rp18.000/kg padahal sebelumnya hanya Rp15.000/kg.

Seorang penikmat janggelan, Khoiriyah, mengatakan sering membeli janggelan. Apalagi saat puasa seperti sekarang. Menurutnya, janggelan ini sangat cocok untuk dijadikan campuran es dawet.

“Rasanya enak dan di perut adem. Apalagi untuk berbuka puasa, sangat pas,” jelas dia.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif