SOLOPOS.COM - Wahyudi, petani dari Desa Pakis, Kunjang, Kediri, Jawa Timur, yang mengolah kencing binatang jadi pupuk organik. (JIBI/Solopos/Aries Susanto)

Pupuk organik cair mulai bangkit setelah sekian puluh tahun digempur pupuk kimia. Petani yang satu ini mengabdikan hidupnya untuk membuat pupuk organik cair demi dunia pertanian yang lebih baik.


Madiunpos.com, KEDIRI – Wahyudi, demikian lelaki Desa Pakis, Kunjang, Kediri, Jatim ini disapa. Sejak belasan tahun, bapak empat putra ini melang melintang di dunia pertanian. Ia pernah membuka usaha pembenihan pertanian bekerjasama dengan PT Bisi. Lalu, ia mencoba membuka usaha di bidang pertanian secara mandiri di desanya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dunia pertanian yang penuh persaingan tak pelak membuatnya terjatuh berkali-kali. Usahanya gulung tikar dengan kerugian mencapai miliaran. Namun, ia tak menyerah. Ia bangkit dan memulai usahanya di bidang pertanian. Berbekal ilmu yang ia timba selama kuliah di jurusan pertanian hingga meraih gelar magister, Wahyudi akhirnya menemukan pilihan hidup.

Pupuk organik cair, itulah pilihan hidupnya. Dosen Unversitas Darul Ulum (Undar) Jombang ini tiba-tiba menemukan gairah hidup bertani lagi setelah bertemu dengan teman lamanya yang kini menjadi konsultan dari Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Bogor.

“Saya dikasih ‘kail untuk mancing’. Teman saya memberi resep cara membuat pupuk organik cair yang terbaru. Dan ini belum ada yang mengembangkan,” kata Wahyudi saat berbincang dengan Madiun Pos di Kediri, Sabtu (28/3/2015) lalu.

Sama dengan proses pembuatan pupuk organik cair lainnya, pupuk organik cair yang dikelola Wahyudi memiliki beberapa resep yang belum pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Salah satunya ialah dengan memanfaatkan daun kleresede, salah satu daun yang biasa ditemukan di sawah-sawah daerah tertentu. Setelah melalui berbagai eksperimen, ramuan itu benar-benar membuatnya terkesima.

“Khasiatnya luar biasa untuk pertanian,” ujarnya.

Menurut Wahyudi, daun kleresede bisa membuat unsur hara di dalam tanah kembali terbarukan setelah sekian tahun digempur oleh pupupk kimia. Dengan demikian, tanaman bisa kembali tumbuh dengan natural, mengembang baik, serta memiliki kekebalan atas sejumlah penyakit.

“Ini sudah pernah diujikan di Jombang, Kediri, dan Kalimantan untuk pertanian dan kelapa sawit. Hasilnya sangat memuaskan. Dalam waktu singkat, akan produksi lagi pupuk kimia cair,”paparnya.

Menurut Wahyudi, keunggulan pupuk organik cair ialah lebih simpel, mudah pemanfaatannya dibanding pupuk organik padat. Pemakaiannya cukup dengan disemprotkan ke tanaman dengan aturan-aturan yang telah disesuaikan.

“Semua ada aturannnya. Mulai untuk tanaman buah, tanaman sayur, untuk pertumbuhan atau membasmi hama,” paparnya.

Kini, Wahyudi mulai mengembangkan pupuk organik cair itu untuk masyarakat luas. Ia ingin dunia pertanian bisa maju dengan tetap memakai pupukramah lingkungan.

“Pupuk organik cair saya jual hanya Rp40.000/ liter. Bandingkan dengan pupuk kimia yang harganya di atas Rp100.000/ liter. Padahal, hasilnya jelas lebih bagus pupuk organik cair,” papar lelaki pemilik CV Mitra Tani itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya